Tuesday, August 19, 2014

Peluang Bisnis Jasa Pembuat Skripsi

Memasuki fase akhir kuliah. Setiap mahasiswa pastinya diperhadapkan dengan penyusunan karya tulis ilmiah atau yang biasa disebut dengan skripsi. Skripsi adalah penjelasan dalam bentuk tulisan dari hasil penelitian untuk sarjana strata satu (S1) yang membahas suatu permasalahan/fenomena dalam bidang ilmu tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah tertentu. Tujuannya adalah agar mahasiswa mampu menyusun dan menulis karya ilmiah, sesuai dengan bidang ilmunya. 

Mahasiswa yang mampu menulis skripsi dianggap mampu memadukan pengetahuan dan keterampilannya dalam memahami, menganalisis, menggambarkan, dan menjelaskan masalah yang berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya. Dengan demikian skripsi merupakan persyaratan untuk mendapatkan status sarjana pada Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Mahasiswa dituntut untuk membuat suatu karya tulis yang memang hasil dari karya dan gagasan sendiri serta bertumpu pada setiap kaidah-kaidah ilmiah. Pada tahap-tahap penyusunan, setiap mahasiswa terlebih dahulu melakukan pengajuan judul kepada dosen pembimbing dan selanjutnya mahasiswa akan melakukan penelitian. Dalam proses penelitian, mahasiswa semestinya sudah membuat kerangka dalam tahap penulisan karya tulis dengan berbasis data dari hasil penelitian. Hal ini memang tidak begitu sulit, tinggal bagaimana seorang mahasiwa memiliki kemampuan dalam proses penyusunan karya tulisnya. 

Bisnis SKRIPSI Di Tangan Dosen

Bagi sebagian mahasiswa, membuat skripsi adalah sesuatu hal yang sulit. Terkadang skripsi dianggap adalah momok yang menakutkan, pada fase ini mahasiswa terlihat sibuk dan banyak menghabiskan waktu didalam rumah atau kamar kos-kosan. Jika dilihat, sebenarnya tujuan ujian skripsi hanyalah untuk memastikan bahwa skripsi yang dibuat sudah memenuhi syarat sebagai laporan penelitian ilmiah yang berlaku secara universal. Para penguji tak lebih hanya sebagai kritikus yang sesekali bisa memberi solusi. Alasan lain yang sering didapat adalah banyak dari mahasiswa tak punya waktu untuk berkonsentrasi membuat skripsi sebab aktivitas mereka diluar studi sangat padat. Dengan dasar inilah, banyak mahasiswa mencari jasa pembuat skripsi juga membuka peluang yang tidak sedikit dari mereka adalah kalangan akademisi. Melihat peluang itu, para Makelar Skripsi berlomba-lomba mengumpul mahasiswa untuk dibuatkan skripsi dengan tarif bervariasi. Biasanya mereka meminta antara 2 sampai 3 juta tergantung tingkat kesulitan skripsi. Metode yang ditawarkan pun berbagai macam cara, biasanya para dosen sudah menyiapkan beberapa judul skripsi yang sudah memiliki bahan atau mahasiswa yang memberikan judul. Entah, mereka mendapatkan via internet atau mengambil beberapa skripsi lama orang lain (plagiat). Sangat praktis, mahasiswa sudah dijaminkan lolos mulai dari ujian proposal penelitian sampai dengan ujian skripsi.

Dikotaku, banyak kampus yang menyediakan jasa pembuat skripsi yang tidak lain adalah para dosen itu sendiri. Ironisnya, para pembuat skripsi itu adalah dosen pembimbing yang semestinya dipakai mahasiswa untuk berkonsultasi dan bukan untuk membuat skripsi. Hal ini sudah menjadi rahasia umum, praktek jual beli skripsi sudah menjamur dikampus-kampus. Hebatnya, sampai saat ini bisnis Makelar Skripsi itu masih terus berjalan seiring dengan permintaan mahasiswa yang telah diperbudaki oleh sistem kampus yang pragmatis. Hal ini adalah proses pembodohan yang dilakukan secara sistematis dan masif. 

Dosen Yang Tak Mumpuni

Dikota Baubau, tercatat ada sekitar 3 Universitas, 2 Sekolah Tinggi, dan 2 Akademi. Dari kampus-kampus yang ada saat ini, ada beberapa kampus yang cukup pesat perkembangannya akan tetapi pertumbuhan itu tak seiring dengan sumber daya manusia yang mumpuni, misalnya kualitas dan jumlah tenaga pengajar. Di setiap kampus, dosen mempunyai peranan penting dalam mentransfer ilmu dan pengetahuannya ke mahasiswa. Tenaga pengajar atau dosen juga harus linear dengan bidang studi strata satu (S1) dengan bidang studi yang diambilnya di Strata 2 (S2). Hal ini menjadi cerminan dari mutu pendidikan sebab kualitas seorang dosen sangat menentukan kualitas mahasiswanya. 

Perpustakaan kampus menjadi hal yang amat sulit kita jumpai. Kampus megah mahasiswanya pun banyak, namun sulit mendapatkan ruang baca. Sudah semestinya, buku adalah modal utama setiap kampus sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan. Selama ini, mahasiswa hanya mengandalkan layanan internet sebagai akses untuk memperoleh referensi. Tentu ini sangat jauh berbeda dengan buku-buku yang layak untuk dibaca. Pendidikan memanglah tak semurah kita membeli sayur dipasar, tapi bagaimana jadinya kalau kampus menjadi pasar raya dari para Makelar Skripsi yang panen ketika ribuan mahasiswa menjadi target mereka untuk mendapatkan banyak pundi-pundi. Pendidikan kita sudah menjadi lahan bisnis. Lemahnya pengawasan birokrasi kampus tak dihiraukan. Padahal, jika hal ini terus dibiarkan maka kualitas pendidikan kita semakin tumpul. Tujuan berkuliah hanyalah formalitas untuk mendapatkan pekerjaan. Sungguh memalukan, ketika berdiri di bawah bangunan megah sebuah kampus ternama namun tak bisa melahirkan banyak calon tenaga pendidik yang bermoral baik. Justru, dari sana lahir para calon-calon koruptor yang berlabel akademisi.


Baubau, 19 Agustus 2014

0 komentar:

Post a Comment

Popular Posts