Friday, September 19, 2014

"Guber-NUR ALAM" Tersandung Kasus. Cahayanya Kini Meredup

Kabar tak sedap baru-baru ini mencuat di tanah Bumi Anoa setelah nama seorang kepala daerah disebut-sebut memiliki rekening “gendut” dengan nilai puluhan miliyar. Siapa lagi kalau bukan Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam lelaki kelahiran 9 Juli 1967 di Konde Sulawesi Tenggara. Dari hasil investigasi majalah Tempo edisi 8 September 2014, mereka membeberkan ada aliran dana yang nilainya besar dari seorang pengusaha tambang asal Taiwan. Data tersebut berdasarkan Pusat Pelaporan dan Transaksi Keuangan (PPATK) yang mengendus adanya kejanggalan aliran dana. Kini, kasus tersebut dalam proses pemeriksaan Kejaksaan Agung. 

Nama NUR ALAM tiba-tiba saja kembali terkenal setelah wajahnya kini banyak terpampang di media publik (cetak dan elektronik). Kasusnya menjadi topik hangat dalam berbagai perbincangan. Masalah tersebut langsung ditanggapi serius oleh masyarakat. Mereka tergabung dalam beberapa kelompok penggiat Anti Korupsi dan mahasiswa. Para demonstran menggelar unjuk rasa mendesak KPK untuk segera memeriksa Nur Alam karena diduga kuat melakukan Tindak Pidana Pencucian Uang senilai USD 4,5 Juta dari seseorang bernama Mr. Chen pengusaha asal Taiwan. Wartawan berusaha ingin mewawancarai Nur Alam, namun dirinya enggan berkomentar. Saat dirinya di sebut-sebut menerima aliran dana, justru sang Gubernur memerintahkan anak buahnya untuk membubarkan secara paksa unjuk rasa yang di gelar beberapa waktu lalu. Akibatnya, massa aksi berhamburan dan melarikan diri. Beberapa dari mereka babak belur di hajar oleh oknum berpakaian preman. Inilah bentuk perlawanan pemerintah yang alergi terhadap demonstrasi. Kejadian serupa juga sering terjadi di daerah-daerah lain di Sulawesi Tenggara. Pejabat sering memakai “Preman” untuk mengintimidasi massa yang melakukan unjuk rasa. Herannya, polisi seakan tak bergerak. Sudah semestinya sang Gubernur diperiksa. Mengingat, keberadaan tambang di Sulawesi Tenggara kian menjamur. Entah, izin tambang bisa dengan cepat diterbitkan oleh Kepala Daerah. Hal ini disinyalir ada permainan antara pengusaha dengan para birokrasi di Sulawesi Tenggara. 

Kota Kendari adalah ibukota Sulawesi Tenggara, tempat sang Gubernur berkantor. Ia berkuasa di 17 kota dan kabupaten, mayoritas para Walikota dan Bupati adalah rekan se partainya di Partai berlambang matahari yang ia pimpin di Sulawesi Tenggara. Melalui Partai Amanat Nasional (PAN), Nur Alam telah berhasil memenangi Pilkada selama dua kali. PAN memang menggaung di wilayah ini, para legislatornya juga mendominasi kursi di dewan. Keberhasilan Nur Alam di partainya memang di apresiasi, sebab ia mampu menjadikan Sultra sebagai basis PAN sampai saat ini. Selama ia menjabat sebagai  gubernur, pembangunan hampir tak ada yang terlihat dari tangannya. Beberapa program yang ia idolakan untuk desa masih belum optimal. Salah satu program andalannya adalah bantuan keuangan untuk Desa, Kelurahan dan Kecamatan atau sering dikenal dengan istilah Block-Grant. Program ini merupakan salah satu program pokok dalam strategi pembangunan Bahteramas yang selalu di gadang-gadang untuk dijadikan icon pembangunan daerah di Sultra. Melalui program ini, konon Nur Alam akan mewujudkan berbagai harapan masyarakat, khususnya dalam konteks penyediaan fasilitas infrastruktur pemerintahan desa/kelurahan dan pengembangan ekonomi rakyat. Tetapi, pelaksanaan program Bantuan Keuangan di lapangan masih diperhadapkan pada beberapa kendala teknis dan kelembagaan yang berdampak pada belum optimalnya pencapaian sasaran pengucuran dana Bantuan Keuangan Desa, Kelurahan dan Kecamatan itu sendiri. 

Sayangnya, hari ini sang Gubernur tersandung kasus yang sangat serius. Kasusnya kini sedang dalam proses di Kejaksaan, sebuah lembaga yang diharapkan bisa menjaga independesinya. Kita berharap banyak dari lembaga penegak hukum, mereka tak boleh masuk angin. Masalah ini harus segera di proses. Penegak hukum tak pandang bulu untuk memberantas mafia-mafia tambang yang sudah cukup lama bermain dengan nyaman. Cukup sudah alam ini mereka kuras lalu di bawa pergi keluar sementara masyarakat lokal tak menikmatinya sama sekali. Kasus yang menyeret nama pejabat penting di Sulawesi Tenggara mesti ditelusuri sampai keakar-akarnya. Siapa tahu dari kasus ini, akan terkuak nama-nama pejabat lain yang ikut bermain dan menerima aliran dana dari para pengusaha tambang. Bila benar itu terjadi, ini pertanda cahaya itu mulai meredup seiring dijebloskannya Guber-Nur Alam ke dalam hotel prodeo. Kita tunggu...



Baubau, 19 September 2014  

0 komentar:

Post a Comment

Popular Posts