Tuesday, December 2, 2014

Merajut Asa di Tepian Jalan


Sumber: Ibu Sarifa dan La Uba sedang berjualan
Pembangunan suatu daerah memang sangat di perlukan untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah menjadi sangat penting untuk mengarahkan setiap kebijakan pada semua sektor pembangunan, tentu kebijakan yang berpihak kepada rakyat. Sudah sepantasnya pemerintah harus bisa menjadi pelayanan bagi masyarakat. Alasan pemerintah serius dalam berkerja mesti di buktikan dengan hasil dan sebuah karya nyata. Pembangunan tidak hanya beralaskan bangunan fisik, tetapi pembangunan di lihat dari kesejahteraan masyarakat dengan memberi tempat dan pelayanan terbaik. Tolak ukur keberhasilan pemerintahan Tampil Mesra sudah bisa di rasakan setelah hampir 3 tahun berkuasa di Kota Baubau. Tak ada tanda-tanda kota ini akan maju dengan pesat.

***
TAK jauh dari jembatan, di simpang jalan raya pasar kota itu. Saya melihat seorang wanita dan lelaki tua tertunduk dengan mata sedikit tertutup. Sesekali mereka harus siaga agar kepalanya tak jatuh dan terbentur ke tanah. Entah ada apa dengan mereka di sana. Namun saat kudekati mereka, nampaknya mereka sedang berjualan di situ. Mereka letih setelah sejak lama duduk menunggu dan menjajakan barang dagangannya. Di tempat itu mereka menjual rokok dan air kemasan, barang dagangannya di simpan di atas peti kayu dan lelaki itu duduk di atas kursi sementara barang dagangan wanita itu di simpan di atas nyiru dan ia duduk di aspal dengan beralaskan karung. Keduanya sedang berjualan disitu, wanita itu adalah Sarifa usianya kini sudah 65 tahun. Sejak 20 tahun silam ia sudah berjualan di tempat itu, menjajakan dagangannya di tepi jalan dekat dengan barisan rumah toko. Setiap sore hari, ia datang  dan pulang jam 10 malam. Ia di antar dan di jemput pulang oleh anaknya yang berkerja sebagai tukang ojek. Berbeda dengan La Uba, usianya kini sekitar 72 tahun, pendengarannya kurang baik sehingga menyulitkan saya untuk menanyai langsung tentang dirinya. Lelaki itu juga sering berjualan di tempat itu, menemani ibu Sarifa hingga anaknya datang menjemput pulang. Cukup jauh jarak antara rumah dengan tempat mereka berjualan. Ku sempatkan untuk membeli segelas air mineral dan sekedar bercerita dengannya.  

Sarifa hanya lah satu dari sekian banyak ibu yang mencari nafkah di antara para pedagang lainnya. Tentu mereka tak bisa bersaing dengan pedagang-pedagang besar itu, mereka berjualan dengan modal besar sementara pedagang kecil seperti Sarifa dan La Uba cukup untung sedikit agar bisa menghidupi hari-harinya. Malam itu ada banyak orang yang sedang menikmati suasana kota, bersama keluarga dan orang-orang yang di cintai. Mobil-mobil mewah itu melintas dengan cepat di hadapan mereka dan meninggalkan banyak debu jalanan. Ibu Sarifa berbeda dengan pedagang-pedagang asongan lainnya, ia memilih menetap di satu tempat ketimbang berkeliling ke tempat-tempat lain. Mungkin saja kaki nya tak kuat lagi untuk melangkah jauh.
Sumber: Ibu Sarifa
Hari-hari Sarifa di jalaninya dengan sangat sederhana. Tak ada yang begitu istimewa yang di lihatnya terhadap pembangunan dikota ini dan menguntungkan bagi dirinya. Baginya, apa yang dilakukan pemerintah daerah selama ini sama sekali tak memberi dampak yang jelas seperti kami pelaku ekonomi kecil. Justru pedagang-pedagang kecil seperti dirinya lah akan di gilas dengan pelaku-pelaku ekonomi lain yang kini mendiami pasar-pasar modern. Ibu ini berharap, ada ketulusan pemerintah untuk memberikan bantuan modal usaha dan menyiapkan tempat yang layak untuk berjualan. 

Di kota Baubau, ada beberapa pasar yang menjadi tempat perbelanjaan. Mulai dari berbelanja untuk kebutuhan sehari-hari, sampai tempat untuk fashion. Tidak lama lagi di salah satu tempat di kota seribu benteng ini, akan berdiri pasar modern dari sebuah perusahaan swasta Lippo Group. Bangunannya sudah hampir jadi, Mall ini akan merekrut banyak karyawan dan mempekerjakan di tempat itu. Konon, pekerja-pekerja itu di ambil dari masyarakat lokal. Entahlah, berapa pun banyak orang-orang yang berkerja disitu nantinya saya tak tertarik untuk ikut masuk berkerja. Tetapi satu hal yang pasti, semua mata akan tertuju di tempat baru itu dengan segala kemewahan dan fasilitas yang ada. Masyarakat sudah tak kepanasan lagi saat berbelanja di tempat itu, masyarakat tak mencium lagi bau amis dari ikan dan berjalan diantara genangan air, tak ada suara dari pedagang-pedagang yang sering menawarkan harga barang dagangannya. Semua tenang, sebab harga barang tertera di kemasan barang. Praktis semua sangat cepat dan dibuat nyaman. 

Di Mall pasar modern semua kebutuhan hampir semua tersedia, ikan dan sayur pun di jual di tempat itu, dikemas dan disimpan dalam sebuah lemari pendingin. Lalu bagaimana dengan pasar-pasar yang sudah terlanjur ada, yang selama ini menjadi tempat andalan masyarakat dalam bertransaksi menjual hasil kebun dan hasil tangkap.
Derasnya arus globalisasi, menantang kita semua untuk perlahan meninggalkan cara lama dan mencari hal yang baru. Karateristik masyarakat kota yang hidup mewah di dukung dengan ekonomi yang mapan memposisikan pedagang kecil sebagai masyarakat kelas bawah. Hidup di tengah masyarakat kota yang serba mahal dan angkuh menuntut masyarakat desa untuk bisa bersaing di tengah sumber daya yang minim. Sayangnnya, mereka terlampau gampang masuk dalam dunia hedonis masyarakat kota yang individual dan secara perlahan meninggalkan budaya asli mereka sendiri yang lebih bernilai dan memiliki sejarah. Inilah tantangan kita semua, tatanan dan nilai budaya mesti di jaga. Sebab, disitulah investasi besar masyarakat desa. Masyarakat kota yang awal nya juga berasal dari desa sejatinya bisa menjaga norma dan adat istiadat yang ada dan perlu dilestarikan bersama.

Sumber: Pak La Uba
Kita berharap, pedagang kecil seperti ibu Sarifa masih bisa menjajakan jualannya di tengah pedagang-pedagang lain yang kian menjamur. Bagi saya, ia tak perlu bersaing dengan kelompok pedagang besar dan merajai pasar-pasar modern. Tugas pemerintah sangat di perlukan untuk melakukan penyelamatan kepada pedagang-pedagang kecil. Di perlukan peran pemerintah daerah untuk mengontrol harga barang dan mengurangi bahan dan barang impor. Itulah tugas dan fungsi pemerintah, sebagai pelayan yang siap mendengar keluh kesah suara rakyat lalu di jalankan dengan benar. Kota ini butuh seorang pemimpin yang memiliki nurani, tanpa sekat di masyarakat, berkerja ikhlas dan memiliki ketegasan tanpa ragu. Itu...



Baubau, 02 Desember 2014

0 komentar:

Post a Comment

Popular Posts