Monday, December 8, 2014

Seruan Untuk Hari Anti Korupsi

SEMBILAN Desember adalah momentum peringatan hari anti korupsi. Sebagian besar negara-negara di dunia bersepakat untuk  memperingati hari anti korupsi pada setiap tahun, termasuk salah satunya di negara kita. Korupsi sudah menjadi perhatian serius dan sangat berbahaya bagi sebuah negara dan pemerintahan. Indonesia sebagai sebuah negara demokrasi telah masuk dalam daftar negara-negara terkorup di dunia.

Sumber: LBH Baubau memperingati hari anti korupsi 
Sejak negara ini merdeka, ada banyak yang lupa betapa beratnya perjuangan para pendiri bangsa ini hingga negara terbebas dari penjajah. Mereka yang kini berkhianat dan berjuang atas nama rakyat telah menodai khittah perjuangan para leluhur negri ini. Kemerdekaan dimaknai hanya terbebas dari segala bentuk penjajahan kolonial. Kita hampir tak pernah tahu penjajahan yang kini  menggerogoti segenap bangsa dan masif itu terjadi pada setiap bidang di pemerintahan. Persoalan itu terjadi mulai dari para pemangku jabatan yang lebih tinggi sampai pada pemerintahan tingkat desa. Apalagi kalau bukan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Sepertinya hampir tak ada solusi hingga tuntas diselesaikan di meja hukum. Lembaga-lembaga hukum menjadi buta dalam bertindak menyelesaikan kasus-kasus seperti ini, hukum menjadi tumpul ketika mengadili para koruptor.

Di setiap media, seringkali kita disuguhi dengan pemberitaan atas kasus korupsi. Satu per satu para pelaku korupsi itu di tangkap. Tetapi masih sekian banyak yang hidup nyaman dan aman di luar sana. Mereka belum terkena bidikan dari penegak hukum. Sementara yang sudah terbukti, dengan bangga mengenakan jas orange dan mendekam di balik jeruji. Nuraninya hampir tak ada dari wajah-wajah koruptor itu, uang negara di rampok secara berjamaah. Sementara ada jutaan rakyat indonesia tak memiliki pekerjaan, sekian lama rakyat kita dirampas dan diambil hak nya. Rakyat hampir tak tahu, para wakil-wakil itu duduk nyaman diruangan dengan segala fasilitas mewah. Padahal, dahulu janji mereka amat manis. Mereka membuat janji untuk diberi pendidikan gratis, kesehatan gratis, dan rumah yang layak. Sepertinya itu hanya janji yang kerap keluar dari mulut para pendusta. Janji mereka menguap begitu saja bak di telan bumi.

Sekian lama pelaku korupsi terus bergentayangan di negri ini. Konon, penegak hukum tak main-main dengan setiap kasus korupsi. KPK, Kejaksaan, Kepolisian masih terus memburu para pelaku terduga korupsi. Salah satu yang sudah di sebut-sebut namanya adalah Gubernur Sulawesi Tenggara NUR ALAM. Belakangan namannya disebut-sebut lantaran dirinya memiliki rekening gendut. Melalui majalah Tempo, Nur Alam disinyalir menerima aliran dana dari salah seorang investor tambang. Entah, kasus ini seolah tawar dan coba di biarkan hilang begitu saja.

Para penegak hukum mestinya dengan gagah berani bisa mengungkap apa sesungguhnya yang terjadi dengan Gubernur Sulawesi Tenggara. Mesti ada keterbukaan dari lembaga hukum untuk membuktikan sangkaan Nur Alam sebagai kepala daerah yang bermain mata dengan investor tambang. Sekian banyak tambang di Sultra yang di biarkan beroprasi karena izin dengan sangat mudah di dapat dari para kepala daerah. Padahal, tambang-tambang itu tak menghiraukan dampak kerusakanannya yang jelas-jelas merugikan masyarakat. Keberadaan tambang di Sultra ibarat jamur yang tumbuh di musim hujan.

Di kota Baubau Propinsi Sulawesi Tenggara, belakangan mendapat raport merah atas bobroknya pemerintahan yang di pimpin oleh AS. Thamrin dan Wd. Maasra Manarfa atau dengan jargon Tampil Mesra. Keduanya adalah Walikota dan Wakil Walikota yang di pilih secara langsung oleh masyarakat Kota Baubau. Sudah hampir tiga tahun ini mereka berkuasa di wilayah eks kesultanan ini. Namun, pemerintahan ini seakan berjalan di tempat. Tak ada tanda-tanda kota kecil nan mungil ini akan berkembang dengan pesat. 

Memang, pemerintahan Kota Baubau tak hanya di dua pejabat itu. Pemerintahan Tampil Mesra bisa berjalan kalau di bantu  dengan baik oleh setiap bawahan (Kabinet). Seperti yang dikeluhkan sang Walikota beberapa waktu lalu atas kinerja masing-masing dinas yang tidak produktif dalam mengawal dan membangun daerah  beberapa tahun terakhir ini. Sepertinya, mereka tak se hati dalam berkerja dan membangun daerah ini. Sangat sedikit yang mau mengabdikan diri untuk negri ini, berkerja dengan ikhlas sesuai hak dan kewajiban. Padahal mereka jelas-jelas di gaji dari uang rakyat.


Di hari anti korupsi ini, sebaikanya kita merefleksi perjalanan atas pemerintahan kita, di mulai dari diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita. Ada banyak yang harus di telusuri di setiap komitmen atau deal politik para elit dan pemerintah. Insan pers menjadi pilar penting di setiap pemberitaan lalu menyajikannya secara lugas dan terbuka luas di masyarakat. Lembaga penegak hukum seperti KPK, Kepolisian dan Kejakasaan harus lebih agresif dan tak pandang bulu dalam memberantas dan mengusut tuntas para pelaku kejahatan Korupsi yang mengakar ini.
Kita berharap, korupsi yang kini membudaya harus segera di berantas dan bisa lenyap dari tanah air kita. 

Biarpun langit runtuh, hukum harus tetap di tegakkan.
"Fiat justitia ruat coeleum"




Baubau, 08 Desember 2014

0 komentar:

Post a Comment

Popular Posts