Sunday, January 25, 2015

Mencari Hiburan Lewat Menulis

Sumber: Foto Yadi La Ode
JIKA dahulu ada banyak tempat dan cara untuk menyenangkan diri lewat hiburan ke tempat-tempat mewah, namun kali ini saya sudah terbiasa mencari hiburan lewat kegiatan tulis-menulis dan terhibur dari sebuah karya. Banyak cara agar kita mendapatkan sesuatu dan itu bisa membuat kita akan terhibur dan menjadi senang. Misalnya, dengan cara kita bercerita lewat tulisan-tulisan sederhana ini.

***

BEBERAPA bulan lalu seorang senior yang kini sedang menjalani studinya di salah satu kampus ternama di Bogor memintaku untuk mengirimkan tulisan tentang pariwisata di Wakatobi. Selain aktif sebagai seorang peneliti dan juga penulis, kini ia bersama beberapa rekannya membentuk semacam komunitas yang di kenal dengan Rumah Kita Wakatobi. Singkatnya adalah komunitas itu di bentuk sebagai sarana informasi dan mempromosikan pariwisata pulau Wakatobi. Salah satu karya yang telah mereka kerjakan adalah membuat sebuah buku yang menceritakan tentang keindahan pantai, laut, dan terumbu karang pulau Wakatobi. Senang rasanya, ketika di minta untuk berpartisipasi dalam penyusunan buku mereka. Apalagi ketika tulisan saya masuk dalam halaman buku itu dan berada bersama tulisan-tulisan kawan lain komunitas.

Tentu, semua itu berangkat dari sebuah keinginan untuk mencari sesuatu hal yang baru. Kuanggap, cara itulah membuat saya merasa terhibur selama ini. Tentu semua itu tak hanya sekedar mencari gelar dan nama. Namun, apa yang ku lakukan adalah untuk mencari format baru di dalam hidup ini. Sekian banyak manusia yang kini merasa hidupnya telah bahagia dengan mengumpulkan banyak harta. Bagi saya, kehidupan tak sekedar dengan bersaing untuk mencari sebanyak-banyaknya materi, pangkat, harta dan jabatan. Kita tak cukup mencari dan menyimpan banyak tumpukan lembar-lembar kertas berharga itu. Kenapa kita tidak membuat dan meninggalkan tumpukan cerita yang di gores dalam sebuah tulisan bermakna dan nantinya akan menjadi lentera bagi siapa saja yang melewati ruang-ruang gelap sisi kehidupan ini. 

Menjadikan kegiatan menulis sebagai arena hiburan bagi saya adalah hal baru dan butuh penyesuaian serta konsentrasi yang cukup. Disatu sisi modernitas menghadirkan banyak ruang dan dengan mudah kita mendapatkan banyak media hiburan, namun di sisi lain kita kerap mengabaikan hal-hal kecil namun itu bernilai dan mendatangkan banyak manfaat. Kita lupa dengan kebiasaan lama, di saat kita di perkenalkan dengan alat tulis dan bagaimana cara merangkai huruf-huruf itu menjadi sebuah kalimat. Kita telah di suguhi dengan hal-hal baru dan banyaknya tayangan tentang masalah yang kini melilit anak bangsa. Tetapi, kenapa semua harus diam dan membiarkan itu terjadi. Kenapa kesewenang-wenangan itu terjadi lalu mengabaikan keadilan, dimana agen-agen pembaharu yang intelektual itu? apakah idealis itu hanya simbol? Tentu ini tak bisa di katakan budaya kita, sebab sejak kecil kita telah di latih dan di ajarkan banyak hal tentang pentingnya membaca dan menulis. Sayangnya, kebiasaan itu hanya subur di waktu kecil dulu dan layu sebelum berkembang.

Sumber: Buku Wakatobi
Selalu saja ada hal-hal yang bisa membawa suasana hati ini menjadi riang. Suasana itu terjadi ketika sekumpulan ide mulai tertampung dan siap di tumpahkan ke dalam sebuah tulisan. Saat itu pun saya bisa kemana saja tanpa mengeluarkan biaya sedikit pun. Bahkan saya bisa kembali berkunjung ke tempat yang dulu pernah ku kunjungi. Misalnya saat ke Pulau Hoga Wakatobi beberapa tahun silam. Lewat hiburan ini, saya kembali merasakan teriknya mentari di atas pasir putih pulau Hoga, berenang bersama sekumpulan anak-anak suku bajo, atau merasakan langsung keramahan masyarakat sekitar saat menjamu siapa saja yang berkunjung di pulau Wakatobi. Tentu lewat hiburan ini, saya mengeksplorasi banyak hal tentang apa yang ku lihat dan ku dapatkan selama ini. Semua akan ku simpan dalam setiap catatan dan akan tersimpan sampai kapan pun.


Baubau, 25 Januari 2015

0 komentar:

Post a Comment

Popular Posts