Sumber: Kantor Walikota Baubau (Foto Yadi La Ode) |
***
USAI pemerintahan As. Thamrin
bersama Wa Ode Maasra Manarfa di lantik, keduanya
resmi berkuasa dan menjalankan roda pemerintahan di Kota Baubau. Sebagai
masyarakat yang berada dalam wilayah kekuasaannya. Menjadi suatu keharusan bagi
kita semua untuk mengawal dan memberi masukan kepada pemerintah ketika kebijakan
itu menjadi salah. Meski saya tak memilihnya saat Pilwali lalu, akan tetapi saya mendukung program-program itu. Tentu
semua program yang memihak kepada rakyat.
Soal pilihan, memang menjadi hak masing-masing kita untuk bebas dan merdeka
dalam menentukan pilihan serta keluar dari iming-iming yang kerap terjadi saat
pesta demokrasi berlangsung. Saya menilai, awalnya saya tak berharap banyak
dari AS. Thamrin yang saat itu menjadi salah satu kontestan calon Walikota
Baubau. Ia sama sekali tak masuk dalam hitungan politik karena kefiguran-nya yang tidak
begitu populer di hati masyarakat. Namun apapun semua itu, terbukti
dirinya bisa langsung memikat banyak orang dan mengalahkan figur calon-calon
lain.
Kemenangannya memang
tidak terlepas dari dukungan partai politik saat dirinya bertarung di Pilwali.
Ia mendapat dukungan dari beberapa kepala daerah yang juga masih se-partai di
partai berlambang matahari itu. Partai Amanat Nasional (PAN) memang mendominasi
dan berhasil "membirukan" bumi anoa ketimbang partai-partai
lain. Pantas saja, kemenangan dari dukungan elit politik tidak hanya di
asumsikan berupa dukungan moril tetapi juga dukungan materi. Misi partai tidak
terlepas dari misi sang Gubernur yang tidak lain adalah ketua DPD PAN Sulawesi
Tenggara.
Pasangan
Tampil Mesra adalah pasangan antara As.Thamrin dan Wa Ode Maasra Manarfa. Akronim ini dahulu yang di pakai
untuk memperkenalkan kedua pasangan saat maju di Pilwali lalu dan hingga kini
akronim itu di pakai dalam pemerintahan mereka sekarang.
Namun belakangan tersiar kabar
kalau kemesraan itu kian pudar seiring banyaknya masalah yang melilit dalam
kepentingan politik antara walikota dan wakilnya. Entahlah, kalau pun itu benar
terjadi, sama sekali tak menguntungkan kami masyarakat nya. Gonjang-ganjing di
dalam pemerintahan Tampil Mesra, mulai dari mutasi sampai pada aksi protes
pejabat struktural di dalam pemerintahan mewarnai awal kerja mereka. Efeknya,
beberapa pegawai melakukan unjuk rasa di halaman kantor mereka sendiri. Ini
memang miris kalau di awal saja pemerintah sudah menunjukkan citra yang buruk
dan tak memberi simpati kepada masyarakat. Ketegasan dari atasan hampir tak di
dengar oleh bawahan, ini bisa berpotensi konflik dalam pemerintah, apalagi
gesekan antara walikota dan wakilnya di buka terang-terang di hapadapan publik.
Kita hampir tak pernah tahu tentang situasi dan kondisi dalam pemerintahan
selama ini. Masyarakat hanya memegang sebuah janji yang pernah disampaikan
saat kampanye dulu. Kita hanya pernah mendengar keluh kesah dari diskusi kecil dari para pemerhati, kelompok tani dan nelayan atas program yang pernah di sampaikan pemerintah. Kita hanya banyak berbicara soal agenda-agenda politik mulai dari
lobi tingkat elit untuk masuk dalam jajaran pemerintahan sampai pada rencana merubah nama kota yang tak begitu penting. Kita hampir lupa bahwa ada
agenda pemerintah yang melenceng dan lari dari visi misi serta program-program yang menyentuh di masyarakat. Kalau saja kepedulian itu masih ada, kenapa
tidak kita merefleksi pemerintahan yang sudah berjalan selama dua tahun ini
lalu memproyeksinya menjadi agenda penting dan prioritas yang semestinya di
lakukan oleh pemerintahan Tampil Mesra saat ini.
Baubau, 05 Februari 2014
0 komentar:
Post a Comment