LELAKI itu belum lama menamatkan kuliahnya dengan
mengambil strata satu sarjana teknik informatika di salah satu kampus swasta di
Kota Baubau. Di kampus, ia tak berharap banyak dengan ilmu yang di petik selama
berkuliah. Baginya, di tengah-tengah masyarakat desa lah ia banyak menimba pengetahuan.
Sebab, kampus tak banyak memberi ruang untuk menggali banyak ilmu saat dirinya aktif
sebagai mahasiswa. Selain aktif di berbagai organisasi kampus, ia juga banyak melibatkan
diri dalam kegiatan kepemudaan di desanya. Ia adalah pemuda desa yang belum
lama meninggalkan bangku kuliah lalu memilih pulang kampung dengan harapan ilmu
yang di dapat se masa kuliah bisa memberi banyak manfaat bagi masyarakat desa,
daerah, bangsa dan negara.
***
HARI itu saya bertemu dengannya di sebuah
persimpangan jalan di kota ini. Ia adalah Suharman pria kelahiran Barangka
Kabupaten Buton dua puluh enam tahun silam. Ia lalu mengajakku ke sebuah tempat
warung kopi untuk membicarakan sesuatu hal mengenai hajatannya untuk maju di
pemilihan kepala desa nanti. Di tempat itu, ia menjelaskan beberapa hal tentang
kesiapannya untuk maju di pemilihan kepala desa. Awalnya, saya tak sepakat
ketika ia membicarakan dan memilih maju sebagai calon kepala desa. Bagiku, ada
begitu banyak orang-orang berpengalaman di desanya dan layak untuk memimpin
nantinya. Sementara, ia masih sangat muda dengan pengalaman tak seberapa lalu
ingin memimpin desa. Namun ternyata saya salah menilainya, sebab Ia mengaku
kalau dukungan itu justru mengalir dari masyarakat desa itu sendiri. “Tak percaya?
Ayo nanti kamu akan ku ajak ke desaku dan mendengar langsung dukungan itu” cetusnya.
![]() |
Sumber: foto yadi la ode |
Keesokan harinya, saya pun berkunjung ke kampungnya.
Di desa dengan mayoritas masyarakat yang menggantungkan hidup dari hasil laut
itu, saya mendengar langsung pernyataan dan dukungan warga kepada Suharman,
satu-satunya pemuda yang memberanikan diri untuk maju dan bersaing bersama
pesaing lain yang usianya jauh diatasnya. Ternyata benar apa yang dikatakannya,
dukungan itu memang benar langsung dari warga sendiri yang memintanya untuk
maju. Dengan tidak mengecewakan pendukungnya, tentu Suharman harus
mempersiapkan diri dan mempertimbangkannya kembali. Modal yang didapatnya
selama berkuliah, baginya itu cukup untuk memimpin desa ketika dirinya terpilih
nanti. Jauh sebelumnya, ia sudah memikirkan itu semenjak dirinya masih aktif
sebagai mahasiswa. Ia banyak terlibat lewat kegiatan karang taruna dan lembaga
swadaya masyarakat. Beberapa program yang ia bawa juga dinilai bermanfaat bagi
masyakat. Olehnya, Suharman memang tak asing lagi di desanya. Ia tak hanya di
kenal bersama pemuda saja. namun di kalangan orang tua pun ia mendapat posisi
penting dengan harapan bisa memberi kontribusi yang nyata bagi masyarakat di
desa Barangka.
Berangkat dari dukungannya di beberapa dusun, hari
itu ia mengundang beberapa tokoh untuk di beri penjelasan terkait strategi dan
langkah-langkah politik yang akan diambilnya. Di dalam suksesi pemilihan kepala
desa, ada hal yang jarang dilakukan oleh banyak kandidat saat bertarung disetiap
ajang pemilihan. Suharman mensosialisasikan dirinya sebagai anak dari
orang-orang tua di kampung itu, ia berharap dukungan itu ikhlas diberikan saat
pemilihan nanti. Di tengah gencarnya manuver kekuatan lawan yang menawarkan
iming-iming sejumlah uang kepada pemilih, ia justru dengan lantang mengatakan
untuk tidak memberi dan menerima tawaran itu karena akan merusak citra desa.
Tentu, semua itu akan mencederai demokrasi kita. Suharman justru memberi
penyadaran kepada masyarakat untuk tidak mengulangi sejarah kelam pada
pemilihan-pemilihan sebelumnya. Kita sudah merasakan betapa rusaknya moral
pemimpin-pemimpin kita yang pernah memberi janji saat mereka mencalonkan diri.
Namun, kini mereka lupa akan janji itu, kita telah lama mengalami masa suram
itu dan kini kita bisa merubahnya mulai dari desa kita sendiri.
Tentu, sebagai seseorang yang diminta dan telah
menyatakan kesiapan diri untuk maju sebagai calon kepala desa di Desa Barangka.
Suharman membeberkan sejumlah konsep dan program yang akan di jalaninya kelak
amanah itu di percayakan kepadanya. Melalui Visi dan Misi “Terwujudnya Desa
Barangka Sebagai Desa Yang Bersatu, Berdaya Saing, Serta Mandiri Menuju
Kesejahteraan dan Kedamaian”. Maka, ditetapkan misi yang di emban dalam lima
bidang pendekatan. Bidang-bidang tersebut adalah pengembangan wilayah, ekonomi,
sosial, budaya, pengembangan data dan Informasi, Pengembangan Kelembagaan, dan
Pemberdayaan.
Secara detail ia menjelaskannya sebagai berikut. Pertama,
pada misi Bidang Pengembangan Wilayah, adalah meningkatkan sarana dan prasarana
sanitasi dan air bersih, meningkatakan sarana dan prasarana untuk mengembangkan
hasil pertanian, perkebunan, perikanan dan kelautan. Kedua, pada misi Bidang
Ekonomi, adalah meningkatkan produktivitas usaha kecil menengah warga,
meningkatakan keterampilan warga dalam pengelolaan pasca panen, meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan warga tentang pemerliharaan rumput laut,
meningkatkan pemasaran hasil produksi pertanian, perikanan, dan kelauatan.
Ketiga, pada misi Bidang Agama, Sosial, Adat, Dan Budaya, yaitu meningkatkan
partisipasi warga dalam kegiatan keagamaan dan meningkatkan semangat gotong
royong. Keempat, pada misi Bidang Pengembangan Data dan Informasi, yaitu
tersedianya data dan informasi yang dapat digunakan untuk pembangunan desa,
tersedianya data terkini tentang kondisi desa seperti monografi desa, profil
desa, dan data lainnya yang berkaitan dengan desa. Kelima, pada misi Bidang
Pengembangan Kelembagaan Dan Pemberdayaan, yaitu meningkatkan pelayanan
pemerintahan desa, meningkatkan peran dan fungsi kelembagaan desa, dan
meningkatkan kapasitas dan SDM melalui pemberdayaan.
Dari sekian banyak rencana dan target program
kerja yang tertuang dalam visi dan misi Suharman. Sebagai calon kepala desa,
tentu semua itu tidak hanya berada diatas kertas dan menjadi wacana saja.
Tentunya semua itu harus di buktikan dan direalisasikan di tengah-tengah
masyarakat. Sebab di era kini, ada banyak calon pemimpin, mulai dari calon
kepala negara, kepala daerah, sampai kepala desa, hampir tak memiliki visi dan misi
yang baik. Apalagi, masyarakat menjadi lupa dengan visi dan misi yang pernah di
janjikan itu. Padahal, visi dan misi menjadi sangat penting sebab itu tidak
hanya serangkaian kalimat untuk menyatakan cita-cita atau impian sebuah desa.
Namun, ada sebuah capaian yang harus didapatkan di masa depan nantinya. Kemana
arah dan tujuan suatu organisasi, itu tergantung visi dan misinya. Nah, melalui
momentum pemilihan kepala desa kali ini, Suharman mempunyai mimpi besar untuk
segera diwujudkan di tengah-tengah masyarakat Barangka. Mimpi itu telah ia
rumuskan kedalam visi dan misinya sebagai calon kepala desa Barangka yang akan
dihelat beberapa hari lagi.
***
DAN hari yang dinantikan pun tiba, (04/02/2015). Pagi
masih di selimuti embun, panitia pemilihan telah bersiap untuk segera menggelar
berlangsungnya proses pemilihan. Sementara beberapa warga juga tengah
menyiapkan diri untuk mendatangi tempat pemilihan yang berada di dalam aula
kantor balai desa. Ada lima orang yang ditetapkan sebagai calon kepala desa
oleh panitia pemilihan setelah menjalani proses seleksi dari bakal calon
menjadi calon. Dari kelima orang calon yang akan dipilih nantinya, Suharman
berada di nomor urut tiga. Ia adalah satu-satunya calon yang usianya jauh
diatas pesaingnya. Meski terbilang masih sangat muda, namun ia tampil percaya
diri dan yakin akan menang nantinya. Kerumunan warga di tempat pemilihan mulai
terlihat saat perhitungan suara tak lama lagi akan di lakukan. Para calon telah
berkomitmen untuk siap menang dan siap menerima kekalahan. Mereka membuat surat
pernyataan untuk tetap legowo ketika tak terpilih menjadi kepala desa. Panitia
pemilihan mengambil alih kotak suara dan disaksikan para saksi juga aparat
keamanan. Warga mulai meluber sampai diluar aula kantor kepala desa, menantikan
saat-saat perhituhan dimulai. Mereka sangat penasaran terhadap calon yang
mereka yang sudah pilih. Meski begitu, keamanan tetap terjaga dan menjujung
tinggi sportivitas. Satu per satu kertas suara di bacakan oleh panitia
pemilihan, sementara panitia lain bertugas untuk mencatat di papan skor nama
para calon. Kolom-kolom skor suara akhirnya terisi bersamaan dengan
dibacakannya kertas suara yang sudah dicoblos oleh pemilih yang tandanya hak
suara telah diberikan kepada salah satu calon mereka.
![]() |
Sumber: foto bersama calon kepala desa saat deklarsi damai. Suharman berada di tengah |
Gegap gempita ratusan masyarakat yang berkumpul
menanti akhir perhitungan suara. Masyarakat makin terlihat ramai tidak hanya
dari dalam ruangan namun juga membanjiri halaman kantor desa. Meski begitu,
mereka menunjukkan kedewasaan berpolitik dan etika dalam berdemokrasi. Tak ada
satupun yang menghasut satu sama lain. Mereka saling menjaga persaudaraan dan
kekeluargaan. Tak ada hujatan apalagi berkonflik, seperti yang sering
dipertontonkan oleh warga kota dengan menapilkan gaya berpolitik curang, berujung
ricuh dan saling memusuhi.
Setelah mengetahui siapa yang memenangkan dan
memperoleh suara terbanyak, tepuk tangan dari warga pun terdengar ramai
pertanda perhitungan telah selesai. Satu per satu warga keluar dan membubarkan
diri dengan tertib. Tentu, ada yang senang juga ada yang sedih setelah
mengetahui hasil perhitungan telah berakhir. Dari hasil perhitungan suara,
jumlah peserta yang memilih sekitar 768 wajib pilih. Sementara jumlah pemilih
yang terdaftar dan ditetapkan panitia pemilihan sebelumnya sekitar 856 orang.
Meski begitu, perolehan suara yang berhasil di kumpulkan Suharman adalah 243
suara dengan selisih 21 suara dari calon nomor urut dua yang menjadi rival
terberatnya. Sementara suara calon-calon lain berada jauh dibawah mereka berdua.
Dengan begitu, yang mendapatkan mandat dari masyarakat untuk menduduki kursi
kepala desa barangka periode 2015-2021 adalah saudara Suharman.
Suasana haru menyelemuti kemenangan Suharman saat
itu, air mata rasanya tak bisa ia bendung lagi. Masyarakat yang melihatnya,
langsung menyalami sembari mengucapkan selamat atas kemenangan ini. Kami pun
berusaha mendekatinya di tengah kerumunan warga yang masih mengelilinya. Tak
henti-hentinya ia menyalami dan memeluk orang-orang yang dianggapnya telah
berjasa. Ini bentuk kesyukuran atas perjuangan yang telah lama ia bangun
bersama-sama masyarakat. Sebuah kejujuran dan kepercayaan yang telah lama
tertanam hingga akhirnya berbuah manis dan bisa dirasakan saat ini.
Tak banyak pemuda seperti Suharman yang memutuskan
untuk kembali ke desa dengan niat ingin mengabdikan diri pada kampung halaman
yang menjadi mimpinya selama ini. Dorongan itu didapat ketika ia mendapat banyak
ketidakadilan yang di alami masyarakat desa. Ada banyak orang tak tertarik
untuk kembali dan memanfaatkan potensi yang terkandung di dalam desa. Modernisasi
membawa mereka gengsi untuk masuk ke desa. Pilihan untuk pindah ke kota, justru merubah hidup mereka untuk bersaing dan
mempertahankan hidup di tengah kemewahan dan tuntutan kebutuhan hidup warga
kota yang serba mahal. Dengan melihat itu, Suharman justru memilih untuk
membangun kampung dengan tangannya sendiri. Padahal, ada banyak pemuda di
kampungnya yang memilih merantau ke negeri orang untuk mencari sesuap nasi.
Suharman memilih bertahan di desanya, sebab ia tahu pasti jika di desa lah kekayaan itu bisa di dapatkan. Sumber daya alam yang berlimpah ruah itu justru terdapat di
desa yang kini dinikmati oleh orang-orang kota. Semua tergantung siapa yang
mau mengolahnya. Desa sudah menyiapkan banyak lahan untuk di kelola dengan
sebaik-baiknya. Tentu semua untuk kemakmuran dan kesejahteraan orang banyak.
Itulah yang membuat Suharman memilih untuk tidak
kemana-mana dan kembali untuk membangun kampung tanah kelahirannya. Cukup lama
ia merawat dan menjaga desanya dari tangan-tangan keserakahan orang-orang kota
yang ingin merampas kekayaan di desa mereka. Kini, melalui kewenangan yang ia
miliki di desa, Suharman bersama masyarakat bahu membahu membangun desa dengan
memanfaatkan segala potensi yang tersimpan selama ini. Semua ia lakukan sebagai
bentuk pengabdian dan karena kecintaannya terhadap masyarakat desa yang selalu
terpinggirkan.
"CATATAN KEBANGSAAN"
super sekali sa punya senior ini eeeeee
ReplyDeleteTrimaksih Dimas
DeleteTulisan yang menari, perubahan baik harus dimulai desa, entitas yang relatif mudah dikontrol dan dikendalikan. Selamat.
ReplyDeleteTrimaksih pak, senang rasanya bisa berkenalan dgn bapak.
Deletetulisannya bagus.
ReplyDeleteselamat atas kemenangannya.
mampir dong https://aksarasenandika.wordpress.com/2014/11/20/kiri-atau-kanan-satu/
siip. trimakasih.
Deletesy mampir.
slamat... sy sll mnyimak stiap tulisan2mu...jgn brhenti menulis, itulah kontribusi dn prjuanganmu dlm membawa perubahan, smg kelak mjd pnulis besar...
ReplyDelete