Thursday, March 5, 2015

Mimpi Pemuda Membangun Desa

LELAKI itu belum lama menamatkan kuliahnya dengan mengambil strata satu sarjana teknik informatika di salah satu kampus swasta di Kota Baubau. Di kampus, ia tak berharap banyak dengan ilmu yang di petik selama berkuliah. Baginya, di tengah-tengah masyarakat desa lah ia banyak menimba pengetahuan. Sebab, kampus tak banyak memberi ruang untuk menggali banyak ilmu saat dirinya aktif sebagai mahasiswa. Selain aktif di berbagai organisasi kampus, ia juga banyak melibatkan diri dalam kegiatan kepemudaan di desanya. Ia adalah pemuda desa yang belum lama meninggalkan bangku kuliah lalu memilih pulang kampung dengan harapan ilmu yang di dapat se masa kuliah bisa memberi banyak manfaat bagi masyarakat desa, daerah, bangsa dan negara.

***

HARI itu saya bertemu dengannya di sebuah persimpangan jalan di kota ini. Ia adalah Suharman pria kelahiran Barangka Kabupaten Buton dua puluh enam tahun silam. Ia lalu mengajakku ke sebuah tempat warung kopi untuk membicarakan sesuatu hal mengenai hajatannya untuk maju di pemilihan kepala desa nanti. Di tempat itu, ia menjelaskan beberapa hal tentang kesiapannya untuk maju di pemilihan kepala desa. Awalnya, saya tak sepakat ketika ia membicarakan dan memilih maju sebagai calon kepala desa. Bagiku, ada begitu banyak orang-orang berpengalaman di desanya dan layak untuk memimpin nantinya. Sementara, ia masih sangat muda dengan pengalaman tak seberapa lalu ingin memimpin desa. Namun ternyata saya salah menilainya, sebab Ia mengaku kalau dukungan itu justru mengalir dari masyarakat desa itu sendiri. “Tak percaya? Ayo nanti kamu akan ku ajak ke desaku dan mendengar langsung dukungan itu” cetusnya.

Sumber: foto yadi la ode
Keesokan harinya, saya pun berkunjung ke kampungnya. Di desa dengan mayoritas masyarakat yang menggantungkan hidup dari hasil laut itu, saya mendengar langsung pernyataan dan dukungan warga kepada Suharman, satu-satunya pemuda yang memberanikan diri untuk maju dan bersaing bersama pesaing lain yang usianya jauh diatasnya. Ternyata benar apa yang dikatakannya, dukungan itu memang benar langsung dari warga sendiri yang memintanya untuk maju. Dengan tidak mengecewakan pendukungnya, tentu Suharman harus mempersiapkan diri dan mempertimbangkannya kembali. Modal yang didapatnya selama berkuliah, baginya itu cukup untuk memimpin desa ketika dirinya terpilih nanti. Jauh sebelumnya, ia sudah memikirkan itu semenjak dirinya masih aktif sebagai mahasiswa. Ia banyak terlibat lewat kegiatan karang taruna dan lembaga swadaya masyarakat. Beberapa program yang ia bawa juga dinilai bermanfaat bagi masyakat. Olehnya, Suharman memang tak asing lagi di desanya. Ia tak hanya di kenal bersama pemuda saja. namun di kalangan orang tua pun ia mendapat posisi penting dengan harapan bisa memberi kontribusi yang nyata bagi masyarakat di desa Barangka.

Berangkat dari dukungannya di beberapa dusun, hari itu ia mengundang beberapa tokoh untuk di beri penjelasan terkait strategi dan langkah-langkah politik yang akan diambilnya. Di dalam suksesi pemilihan kepala desa, ada hal yang jarang dilakukan oleh banyak kandidat saat bertarung disetiap ajang pemilihan. Suharman mensosialisasikan dirinya sebagai anak dari orang-orang tua di kampung itu, ia berharap dukungan itu ikhlas diberikan saat pemilihan nanti. Di tengah gencarnya manuver kekuatan lawan yang menawarkan iming-iming sejumlah uang kepada pemilih, ia justru dengan lantang mengatakan untuk tidak memberi dan menerima tawaran itu karena akan merusak citra desa. Tentu, semua itu akan mencederai demokrasi kita. Suharman justru memberi penyadaran kepada masyarakat untuk tidak mengulangi sejarah kelam pada pemilihan-pemilihan sebelumnya. Kita sudah merasakan betapa rusaknya moral pemimpin-pemimpin kita yang pernah memberi janji saat mereka mencalonkan diri. Namun, kini mereka lupa akan janji itu, kita telah lama mengalami masa suram itu dan kini kita bisa merubahnya mulai dari desa kita sendiri.

Tentu, sebagai seseorang yang diminta dan telah menyatakan kesiapan diri untuk maju sebagai calon kepala desa di Desa Barangka. Suharman membeberkan sejumlah konsep dan program yang akan di jalaninya kelak amanah itu di percayakan kepadanya. Melalui Visi dan Misi “Terwujudnya Desa Barangka Sebagai Desa Yang Bersatu, Berdaya Saing, Serta Mandiri Menuju Kesejahteraan dan Kedamaian”. Maka, ditetapkan misi yang di emban dalam lima bidang pendekatan. Bidang-bidang tersebut adalah pengembangan wilayah, ekonomi, sosial, budaya, pengembangan data dan Informasi, Pengembangan Kelembagaan, dan Pemberdayaan.

Secara detail ia menjelaskannya sebagai berikut. Pertama, pada misi Bidang Pengembangan Wilayah, adalah meningkatkan sarana dan prasarana sanitasi dan air bersih, meningkatakan sarana dan prasarana untuk mengembangkan hasil pertanian, perkebunan, perikanan dan kelautan. Kedua, pada misi Bidang Ekonomi, adalah meningkatkan produktivitas usaha kecil menengah warga, meningkatakan keterampilan warga dalam pengelolaan pasca panen, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan warga tentang pemerliharaan rumput laut, meningkatkan pemasaran hasil produksi pertanian, perikanan, dan kelauatan. Ketiga, pada misi Bidang Agama, Sosial, Adat, Dan Budaya, yaitu meningkatkan partisipasi warga dalam kegiatan keagamaan dan meningkatkan semangat gotong royong. Keempat, pada misi Bidang Pengembangan Data dan Informasi, yaitu tersedianya data dan informasi yang dapat digunakan untuk pembangunan desa, tersedianya data terkini tentang kondisi desa seperti monografi desa, profil desa, dan data lainnya yang berkaitan dengan desa. Kelima, pada misi Bidang Pengembangan Kelembagaan Dan Pemberdayaan, yaitu meningkatkan pelayanan pemerintahan desa, meningkatkan peran dan fungsi kelembagaan desa, dan meningkatkan kapasitas dan SDM melalui pemberdayaan.

Dari sekian banyak rencana dan target program kerja yang tertuang dalam visi dan misi Suharman. Sebagai calon kepala desa, tentu semua itu tidak hanya berada diatas kertas dan menjadi wacana saja. Tentunya semua itu harus di buktikan dan direalisasikan di tengah-tengah masyarakat. Sebab di era kini, ada banyak calon pemimpin, mulai dari calon kepala negara, kepala daerah, sampai kepala desa, hampir tak memiliki visi dan misi yang baik. Apalagi, masyarakat menjadi lupa dengan visi dan misi yang pernah di janjikan itu. Padahal, visi dan misi menjadi sangat penting sebab itu tidak hanya serangkaian kalimat untuk menyatakan cita-cita atau impian sebuah desa. Namun, ada sebuah capaian yang harus didapatkan di masa depan nantinya. Kemana arah dan tujuan suatu organisasi, itu tergantung visi dan misinya. Nah, melalui momentum pemilihan kepala desa kali ini, Suharman mempunyai mimpi besar untuk segera diwujudkan di tengah-tengah masyarakat Barangka. Mimpi itu telah ia rumuskan kedalam visi dan misinya sebagai calon kepala desa Barangka yang akan dihelat beberapa hari lagi.

***

DAN hari yang dinantikan pun tiba, (04/02/2015). Pagi masih di selimuti embun, panitia pemilihan telah bersiap untuk segera menggelar berlangsungnya proses pemilihan. Sementara beberapa warga juga tengah menyiapkan diri untuk mendatangi tempat pemilihan yang berada di dalam aula kantor balai desa. Ada lima orang yang ditetapkan sebagai calon kepala desa oleh panitia pemilihan setelah menjalani proses seleksi dari bakal calon menjadi calon. Dari kelima orang calon yang akan dipilih nantinya, Suharman berada di nomor urut tiga. Ia adalah satu-satunya calon yang usianya jauh diatas pesaingnya. Meski terbilang masih sangat muda, namun ia tampil percaya diri dan yakin akan menang nantinya. Kerumunan warga di tempat pemilihan mulai terlihat saat perhitungan suara tak lama lagi akan di lakukan. Para calon telah berkomitmen untuk siap menang dan siap menerima kekalahan. Mereka membuat surat pernyataan untuk tetap legowo ketika tak terpilih menjadi kepala desa. Panitia pemilihan mengambil alih kotak suara dan disaksikan para saksi juga aparat keamanan. Warga mulai meluber sampai diluar aula kantor kepala desa, menantikan saat-saat perhituhan dimulai. Mereka sangat penasaran terhadap calon yang mereka yang sudah pilih. Meski begitu, keamanan tetap terjaga dan menjujung tinggi sportivitas. Satu per satu kertas suara di bacakan oleh panitia pemilihan, sementara panitia lain bertugas untuk mencatat di papan skor nama para calon. Kolom-kolom skor suara akhirnya terisi bersamaan dengan dibacakannya kertas suara yang sudah dicoblos oleh pemilih yang tandanya hak suara telah diberikan kepada salah satu calon mereka.


Sumber: foto bersama calon kepala desa saat deklarsi damai. Suharman berada di tengah 

Gegap gempita ratusan masyarakat yang berkumpul menanti akhir perhitungan suara. Masyarakat makin terlihat ramai tidak hanya dari dalam ruangan namun juga membanjiri halaman kantor desa. Meski begitu, mereka menunjukkan kedewasaan berpolitik dan etika dalam berdemokrasi. Tak ada satupun yang menghasut satu sama lain. Mereka saling menjaga persaudaraan dan kekeluargaan. Tak ada hujatan apalagi berkonflik, seperti yang sering dipertontonkan oleh warga kota dengan menapilkan gaya berpolitik curang, berujung ricuh dan saling memusuhi.

Setelah mengetahui siapa yang memenangkan dan memperoleh suara terbanyak, tepuk tangan dari warga pun terdengar ramai pertanda perhitungan telah selesai. Satu per satu warga keluar dan membubarkan diri dengan tertib. Tentu, ada yang senang juga ada yang sedih setelah mengetahui hasil perhitungan telah berakhir. Dari hasil perhitungan suara, jumlah peserta yang memilih sekitar 768 wajib pilih. Sementara jumlah pemilih yang terdaftar dan ditetapkan panitia pemilihan sebelumnya sekitar 856 orang. Meski begitu, perolehan suara yang berhasil di kumpulkan Suharman adalah 243 suara dengan selisih 21 suara dari calon nomor urut dua yang menjadi rival terberatnya. Sementara suara calon-calon lain berada jauh dibawah mereka berdua. Dengan begitu, yang mendapatkan mandat dari masyarakat untuk menduduki kursi kepala desa barangka periode 2015-2021 adalah saudara Suharman.

Suasana haru menyelemuti kemenangan Suharman saat itu, air mata rasanya tak bisa ia bendung lagi. Masyarakat yang melihatnya, langsung menyalami sembari mengucapkan selamat atas kemenangan ini. Kami pun berusaha mendekatinya di tengah kerumunan warga yang masih mengelilinya. Tak henti-hentinya ia menyalami dan memeluk orang-orang yang dianggapnya telah berjasa. Ini bentuk kesyukuran atas perjuangan yang telah lama ia bangun bersama-sama masyarakat. Sebuah kejujuran dan kepercayaan yang telah lama tertanam hingga akhirnya berbuah manis dan bisa dirasakan saat ini.

Tak banyak pemuda seperti Suharman yang memutuskan untuk kembali ke desa dengan niat ingin mengabdikan diri pada kampung halaman yang menjadi mimpinya selama ini. Dorongan itu didapat ketika ia mendapat banyak ketidakadilan yang di alami masyarakat desa. Ada banyak orang tak tertarik untuk kembali dan memanfaatkan potensi yang terkandung di dalam desa. Modernisasi membawa mereka gengsi untuk masuk ke desa. Pilihan untuk pindah ke kota,  justru merubah hidup mereka untuk bersaing dan mempertahankan hidup di tengah kemewahan dan tuntutan kebutuhan hidup warga kota yang serba mahal. Dengan melihat itu, Suharman justru memilih untuk membangun kampung dengan tangannya sendiri. Padahal, ada banyak pemuda di kampungnya yang memilih merantau ke negeri orang untuk mencari sesuap nasi. Suharman memilih bertahan di desanya, sebab ia tahu pasti jika di desa lah kekayaan itu bisa di dapatkan. Sumber daya alam yang berlimpah ruah itu justru terdapat di desa yang kini dinikmati oleh orang-orang kota. Semua tergantung siapa yang mau mengolahnya. Desa sudah menyiapkan banyak lahan untuk di kelola dengan sebaik-baiknya. Tentu semua untuk kemakmuran dan kesejahteraan orang banyak.

Itulah yang membuat Suharman memilih untuk tidak kemana-mana dan kembali untuk membangun kampung tanah kelahirannya. Cukup lama ia merawat dan menjaga desanya dari tangan-tangan keserakahan orang-orang kota yang ingin merampas kekayaan di desa mereka. Kini, melalui kewenangan yang ia miliki di desa, Suharman bersama masyarakat bahu membahu membangun desa dengan memanfaatkan segala potensi yang tersimpan selama ini. Semua ia lakukan sebagai bentuk pengabdian dan karena kecintaannya terhadap masyarakat desa yang selalu terpinggirkan.  


"CATATAN KEBANGSAAN"

7 comments:

  1. super sekali sa punya senior ini eeeeee

    ReplyDelete
  2. Tulisan yang menari, perubahan baik harus dimulai desa, entitas yang relatif mudah dikontrol dan dikendalikan. Selamat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Trimaksih pak, senang rasanya bisa berkenalan dgn bapak.

      Delete
  3. tulisannya bagus.
    selamat atas kemenangannya.
    mampir dong https://aksarasenandika.wordpress.com/2014/11/20/kiri-atau-kanan-satu/

    ReplyDelete
  4. slamat... sy sll mnyimak stiap tulisan2mu...jgn brhenti menulis, itulah kontribusi dn prjuanganmu dlm membawa perubahan, smg kelak mjd pnulis besar...

    ReplyDelete

Popular Posts