APA yang telah ditanam hari ini, maka esok engkau akan memanennya. Demikian apa yg pernah dikatakan seorang petani kepada anaknya. Begitu pula dengan mereka yang mau berusaha untuk meraih cita-cita. Ada serangkian kata yg tersusun rapi dan menjadi sebuah kalimat penuh makna. Dititik ini kita tidak melihat akhir dari sebuah cerita. Namun, sebuah kebermaknaan ada pada segala proses yang kita lakukan.
Sebuah penghargaan baru saja ku dapatkan Lihat Disini. Tetapi, bukan berarti semua akan berakhir dan lenyap begitu saja. Ini adalah garis start untuk terus berlari, berlari diantara hiruk pikuk kerasnya hidup. Ini adalah titik dimana kita terus memekakan diri terhadap alam dan realitas kehidupan lalu menabur banyak kejujuran ditengah krisis moralitas. Ini adalah masa dimana kita terus menggali segala potensi yang dimiliki, menggunakan akal sehat, berusaha meraih prestasi, semua untuk cita-cita yang diharapkan.
Senang rasanya kali ini saya terpilih sebagai pemenang kedua dari lomba kompetisi blog. Tujuan ku hanyalah bisa menyapa dan saling berbagi informasi dengan para sahabat dimana pun mereka berada. Mereka adalah orang-orang yang memiliki semangat yang sama, semangat membangun negeri ini tanpa meminta imbalan sedikit pun. Mengikuti lomba adalah tujuan saya untuk membangun silaturahmi dengan para blogger lainnya. Saya yakin, mereka jauh lebih hebat dari saya yang belum lama berkecimpung di dunia kepenulisan.
Siapa sangka, juara pertama dari kompetisi ini tidak lain adalah seorang blogger yang pernah beberapa kali masuk dalam nominasi lomba blog di Kompasiana. Memang ia layak untuk berada diposisi teratas dari kompetisi. Sementara, saya sendiri masih belum percaya setelah melihat namaku masuk dalam juara kedua. Padahal, tulisanku tak begitu menarik perhatian orang banyak.
Dalam tulisan yang ku ikutkan, saya mengangkat sebuah cerita tentang seorang pemuda yang mempunyai mimpi besar ingin membangun desa, ia adalah satu dari sekian banyak pemuda yang memilih untuk pulang kampung demi membangun desa. Mungkin saja, sang dewan juri melihat dari orisinalitas dan kesederhanaan dalam cerita yang ku buat. Baca Disini
Mendapat penghargaan dari lomba adalah kebanggaan tersendiri. Ini kali pertama ke-ikutsertaanku dalam kompetisi blog. Apa yang di petik kali ini, mungkin ini buah dari apa yang pernah ku tanam sebelumnya. Semua tidak terlepas dari dorongan dan motovasi para sahabat.
Bagiku, mendapatkan penghargaan adalah bukan mengambil sebuah piala diatas podium, bukan pula mengejar materi berupa angka-angka dalam rupiah. Namun ada jiwa yang berkobar di dalam diri ini, jiwa yang terus membakar semangat untuk terus bergerak maju. Ini adalah cara agar kita terus mengasah diri, memberi kontribusi lewat karya, dan tetap mensyukuri nikmat atas bangsa ini.
Siapa sangka, juara pertama dari kompetisi ini tidak lain adalah seorang blogger yang pernah beberapa kali masuk dalam nominasi lomba blog di Kompasiana. Memang ia layak untuk berada diposisi teratas dari kompetisi. Sementara, saya sendiri masih belum percaya setelah melihat namaku masuk dalam juara kedua. Padahal, tulisanku tak begitu menarik perhatian orang banyak.
Dalam tulisan yang ku ikutkan, saya mengangkat sebuah cerita tentang seorang pemuda yang mempunyai mimpi besar ingin membangun desa, ia adalah satu dari sekian banyak pemuda yang memilih untuk pulang kampung demi membangun desa. Mungkin saja, sang dewan juri melihat dari orisinalitas dan kesederhanaan dalam cerita yang ku buat. Baca Disini
Mendapat penghargaan dari lomba adalah kebanggaan tersendiri. Ini kali pertama ke-ikutsertaanku dalam kompetisi blog. Apa yang di petik kali ini, mungkin ini buah dari apa yang pernah ku tanam sebelumnya. Semua tidak terlepas dari dorongan dan motovasi para sahabat.
Bagiku, mendapatkan penghargaan adalah bukan mengambil sebuah piala diatas podium, bukan pula mengejar materi berupa angka-angka dalam rupiah. Namun ada jiwa yang berkobar di dalam diri ini, jiwa yang terus membakar semangat untuk terus bergerak maju. Ini adalah cara agar kita terus mengasah diri, memberi kontribusi lewat karya, dan tetap mensyukuri nikmat atas bangsa ini.
Terimaksih penghargaan yang telah dipercayakan kepada saya. Semua itu tidak terlepas dari dorongan kawan-kawan sekalian.
Sekali lagi, terimakasih...
Baubau, 12 Maret 2015
0 komentar:
Post a Comment