MENJELANG siang disebuah perempatan jalan, saya berhenti dan berada diantara pengendara motor lainnya menunggu hingga lampu hijau menyala. Diperhentian lampu lalulintas, teriknya matahari membuat saya tak sabar untuk segera beranjak dari kerumunan mobil dan motor, apalagi kepulan asap hitam dari mobil-mobil truk membuat udara menjadi tidak sehat. Tidak hanya bau asap dari mesin-mesin bermotor, aspal jalan yang saya lewati ini juga mengeluarkan uap panas karena matahari yang memberikan sinarnya. Meski cuaca hari ini cukup cerah, saya merasa gerah dan basah kuyup karena keringat yang terus bercucuran. Panasnya suhu Bumi sangat terasa seakan matahari sudah tak berjarak lagi.
***
SAAT sedang asik berkendara, saya
melewati sekelompok pendemo yang menggelar aksinya didepan sebuah gedung
pemerintah. Sejenak saya coba menyakasikan, nampaknya mereka sedang menyuarakan
kerusakan hutan karena aktifitas tambang. Lewat momentum hari Bumi kali ini, para
aktivis lingkungan itu menyayangkan kebijakan pemerintah karena memberi izin
kepada para investor untuk mengelola tambang didaerahnya. Padahal mereka tahu,
keberadaan tambang akan merusak hutan dan memberi dampak buruk terhadap
lingkungan nantinya.
![]() |
Sumber: bibit pohon Mahoni (foto: Yadi La Ode) |
![]() |
Sumber: tempat penyamaian bibit milik pak Jusmani (foto: Yadi La Ode) |
Berkat keuletan dan kerja kerasnya
dalam menyiapkan ribuan bibit pohon, beberapa instansi membangun kerjasama
dengannya untuk menyiapkan bibit pohon. Bibit-bibit pohon itu diantaranya pohon
jati dan pohon mahoni. Selain memiliki tujuan untuk melakukan reboisasi dan
penghijauan yang bisa mengurangi polusi udara nantinya, pohon ini juga memiliki
nilai tinggi dari batang kayunya yang bisa dijadikan bahan mebel. Mula-mula,
pak Jusmani harus menyiapkan benih untuk pembiakan. Ditempat persemaian bibit,
pak Jusmani menunggu waktu sekitar tiga bulan untuk kemudian bibit-bibit pohon
tersebut dilepas dan dijual kepada mereka yang membutuhkan.
Menurut seorang pegawai salah
satu instansi pemerintah yang pernah datang kepadanya. Ia menuturkan kalau saat
ini produktivitas hutan alam sudah menurun sangat drastis sejalan dengan
eksploitasi hutan secara terus menerus untuk memenuhi akan kebutuhan kayu.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka pembangunan hutan tanaman harus
ditingkatkan. Baik dengan penambahan luas hutan tanaman maupun penggunaan
materi tanaman unggul.
![]() |
Sumber: bibit pinang (foto: Yadi La Ode) |
***
KINI, apa yang dilakukan petani itu bukanlah
untuk mendapatkan keuntungan yang banyak dari kerja kerasnya dalam bertani. Meski
ia adalah seorang sarjana, namun ia sama sekali tak tertarik untuk masuk dan
terlibat didalam pemerintahan sebagai pegawai negeri. Pak Jusmani lebih senang
mengikuti kata hatinya. Sebelum semua terlambat, maka berangkat dari rasa
keprihatinannya terhadap hutan yang terus menerus dijarah oleh masyarakat. Ia ingin
menggugah kesadaran masyarakat agar tetap bersahabat dengan alam. Semua berangkat
dari perenungan dan kegelisahan atas berbagai peristiwa yang pernah terjadi. Ia
tak ingin daerahnya terjadi bencana seperti yang pernah ia tonton diberbagai
daerah. Ada banyak daerah yang terkena tanah longsor, banjir dan lain
sebagainya hanya karena ulah manusia itu sendiri yang tak patuh dan peduli
untuk mau menjaga alam.
Ditengah maraknya penebangan liar, eksploitasi tambang yang kian masif
terjadi hingga berdampak pada kerusakan hutan. Tumbuh kepedulian seseorang
untuk mau menyelamatkan Bumi dari mereka yang hanya ingin mendapatkan
keuntungan dari alam ini. Langkah-langkah yang dilakukan sederhana namun akan
berdampak sangat besar bagi keberlangsungan hidup semua mahluk di alam raya ini nantinya.
Para penambang itu tak peduli terhadap kerusakan yang sudah dilakukan,
mereka tak akan pernah tahu jika pentingnya hutan untuk menjaga keseimbangan
alam, mereka lupa jika merusak alam sama saja dengan menghancurkan generasi
kita yang akan datang. Kita seharusnya sadar kalau Bumi ini bukanlah warisan dari para leluhur kita dulu, namun kita hanya meminjamnya dari anak cucu kita. Maka tugas kita adalah
menjaganya dengan baik.
![]() |
Sumber: bibit pohon jati |
“Cepat
atau lambat, kita harus menyadari bahwa Bumi juga punya hak hidup tanpa polusi.
Yang harus dipahami umat manusia adalah kita tidak bisa hidup tanpa Bumi, tapi
planet ini bisa hidup tanpa manusia” (Evo Morales)
Selamat Hari Bumi
Baubau, 22 April 2015
0 komentar:
Post a Comment