![]() |
Sumber: Bulu Babi di pasar wameo |
***
BEBERAPA pekan lalu saya bersama seorang kawan datang kepasar ini untuk mencari kerang dan bulu babi. Kami tidak perlu berkeliling lagi untuk mencari penjualnya. Sebab, para penjualnya berada pada satu tempat. Mereka tak menjual ikan umumnya pedagang ikan dipasar ini. Pedagang itu khusus menjual kerang, bulu babi, cumi dan aneka jenis hewan laut diluar rumpun ikan. Di saat pedagang lain menjual ikan, mereka secara konsisten menjual jenis lain.
![]() |
Sumber: garangga (rumput laut) |
![]() |
Sumber: kamaatu (kerang) |
Berada dibibir pantai kota Baubau, pasar Wameo adalah pasar tradisional yang setiap hari libur tiba, pasar ini selalu ramai dari pengunjung. Keramaian tidak hanya karena warga yang datang untuk membeli ikan atau kebutuhan pokok rumah tangga. Namun mereka datang untuk memburu pakaian bekas atau masyarakat disini mengenalnya dengan pakaian RB. Selain murah meriah, juga pakaian yang dijual bagus dan bermerek luar negeri. Itulah kenapa masyarakat lebih mengincar barang-barang bekas bermerek ketimbang pakian toko yang baru namun tak berkelas.
Wameo, cukup lama pasar ini berdiri. Bangunannya pun belum lama mengalami rehab. Ada beberapa bangunan yang juga baru dibangun. Bangunan itu diperuntukkan untuk para pedagang ikan dan sayur. Tak jauh dari pasar, rumah makan ikan parende salah seorang warga setempat menjadi incaran para penikmat kuliner. Rasanya yang khas menjadikan rumah makan parende itu selalu ramai dari pengunjung.
Didalam pasar, ikan-ikan itu disusun rapi diatas meja jualan, sementara pedagangnya sesekali memercikkan air keatas ikan sambil menawarkan ke setiap pembeli "ikane katamba hee, dangia baau". Sayangnya kami tak hendak membeli ikan, kami mencari kerang-kerang untuk disantap dengan kasoami nantinya. Kami dekati penjual itu dan menawar beberapa jualannya. Nampak aneka jenis kerang, bulu babi, teripang laut dan garangga (rumput laut) tersusun rapi diatas meja jualan. Kawanku langsung mencicipi teripang laut dan bulu babi yang belum masak itu. Aneh melihatnya, namun hal biasa baginya. Wajar saja, ia tumbuh dan besar dipesisir pantai laut Wakatobi, menjadikan dia terbiasa dengan kehidupan laut. Usai membeli kami lalu mencari kasoami dan nasi bambu. Tak jauh dari tempat itu, kami bertemu dengan penjualnya.
Jenis makanan laut seperti bulu babi, kerang, rumput laut dan teripang mungkin banyak kita temui dikota ini namun sangat jarang didaerah lain. Harganya juga pasti lebih mahal ditempat lain. Selain bergizi, rasanya sangat enak. Saya menikmatinya, rasanya benar-benar lezat. Saya bangga menjadi salah satu diantara anak pantai lainnya, berenang dilaut biru dan berbaring diatas hamparan pasir putih. Saya bangga berada ditengah kehidupan para nelayan, melihat kapal-kapal mereka berjajar rapi disebuah pantai usai melaut, mendengar suara merdu dari para penjual ikan didalam sebuah pasar, dan menyajikan ikan parende yang disantap dengan colo-colo dan kasoami.
Baubau, 12 April 2015
0 komentar:
Post a Comment