![]() |
sumber: komunitas penyanyi jalanan |
SUATU malam, Sabtu (18/04). Sekelompok pemuda yang tergabung dalam DPD II Komite Nasional Pemuda Indonesia Kota Baubau melakukan kampanye lingkungan di pelataran pantai kamali kota Baubau. Dalam acara itu, KNPI berkerjasama dengan komunitas penyanyi jalanan, kampus akademi kebidanan, dan suara hukum indonesia. Berangkat dari kepedulian mereka terhadap kebersihan kota, para pemuda mengajak masyarakat untuk selalu mencintai lingkungan dengan tidak membuang sampah disembarang tempat. Tidak hanya itu, himbauan untuk tidak mengkonsumsi minuman keras serta maraknya praktek seks bebas juga mereka suarakan. Sosialisasi tersebut dikemas dalam acara live musik oleh komunitas pemusik jalanan.
***
RASA peduli dari kelompok anak muda ini patut dicungi jempol, ditengah acuh tak acuhnya peran pemuda terhadap kondisi daerah yang belakangan tidak memberi dampak baik terhadap keamanan, kebersihan, serta lingkungan. Kerisauan itu lahir dari kelompok pemuda, mereka prihatin dengan beberepa kejadian pembunuhan, maraknya peredaran minuman keras, serta seks bebas dikalangan muda-mudi. Sungguh disayangkan, pemerintah seakan menutup mata dengan masalah sosial seperti ini. Justru, beberapa pemberitaan media cetak mengabarkan keluh kesah sang Walikota. “Jangan selalu bandingkan saya dengan pemerintahan yang lama, memangnya tidak ada yang saya bikin?” keluh sang Walikota.
Pantas saja kita sebagai warganya membandingkan pemerintahan lama dengan yang saat ini. Meski baru beberapa tahun menjabat, tetapi ide dan kreatifitas dari pemerintahan saat ini nampak tidak memberi satu warna baru yang membedakannya dari pemerintahan yang lalu. Kegagalan-kegagalan itu antara lain terlihat dari tamparan keras sang Gubernur, raport merah adalah indikator dari tidak berhasilnya walikota bersama wakilnya dalam mengontrol kinerja bawahan. Kegagalan lain daerah ini adalah menjadikan daerah sebagai kota sehat dan bersih, Adipura hanyalah mimpi yang sulit digapai.
Beberapa kali upaya pemerintah menjadikan daerah ini sebagai kota bersih selalu saja gagal. Menurutku, kota bersih tidak hanya dipandang dari lingkungan kotanya yang bersih, aman, dan nyaman. Tetapi, kebersihan moral birokrasinya mesti menjadi perhatian serius. Jika moral pejabat-pejabatnya semua bersih, pastinya juga mereka menjaga dan merawat lingkungannya. Jadi untuk saat ini, kita tak perlu heran dengan kesemrawutan kota, sebab semua tercermin didalam pemerintahan itu sendiri.
Suara anak muda lewat sebuah lagu Bongkar ciptaan Iwan Fals adalah bentuk kritik dan luapan mereka karena melihat kondisi daerah yang tidak memberi dampak positif khususnya bagi masyarakat ekonomi kelas bawah. Mereka menilai, perhatian pemerintah daerah terhadap masyarakat kecil masih saja terabaikan. Para pejabat tak pernah turun lapangan, mereka tak pernah turun langsung untuk menyerap keluh kesah masyarakat. Tampaknya pejabat kita nyaman-nyaman saja, sedikitpun mereka tak mengkhawatirkan nasib rakyatnya. Mereka tak pernah tahu dengan nasib para nelayan yang sudah tak melaut karena kekurangan alat tangkap, para pejabat berdasi itu tak pernah tahu dengan kondisi lahan pertanian kita yang setiap musim hujan tiba selalu terendam banjir akibat penebangan liar dari para investor tambang. Entah, apakah mereka tahu atau mereka pura-pura tidak tahu, apakah mereka lupa atau kehilangan ingatan, atau mugkin saja mereka buta dan tuli?
Masalah yang dihadapi masyarakat didaerah ini, umumnya adalah kebutuhan air bersih. Sejak dulu, beberapa kecamatan dalam kota hanya mendapatkan jatah air dua kali dalam sebualan. Padahal pulau ini memiliki sumber air yang cukup dan bisa menghidupi penduduknya. Tetapi tidak dengan wilayah kecamatan lain, jika hujan terus mengguyur maka air yang didapat telah bercampur dengan lumpur. Masalah lain adalah seringnya pemadaman lampu dimalam hari yang membuat geram masyarakat selama ini.
Sebenarnya, pihak penyedia listrik sudah mengantisipasi sejak awal soal kerusakan mesin, dengan menghitung masa kerja mesin dan masa pakai serta bagaiamana perawatannya. Seiring dengan jumlah pelanggan yang terus meninggkat, pemerintah daerah juga mesti kreatif dalam mengambil langkah inisiatif untuk menyiapkan tenaga listrilk alternatif. Memang kompleks dengan masalah yang dihadapi masyarakat. Pemerintah terlampau jauh berbicara soal pembangunan kantor-kantor megah, mall, atau jembatan. Sementara tak pernah mereka mau membahas hal-hal mendasar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat.
Entahlah, dari pada mendengarkan curahan hati dari sang Walikota mending kita mendengarkan keluh kesah dari kelompok-kelompok pemuda ini. Mereka bersuara karena mendengar, mereka tahu karena melihat, dan mereka paham karena mengerti pada setiap persoalan. Kita menginginkan daerah ini tetap maju dan berkembang lewat karya-karya yang baik dari para pemimpinnya. Kita tak ingin para pemegang kekuasaannya bertindak sewenang-wenang, apalagi mereka acuh tak acuh terhadap pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
Sebenarnya, pihak penyedia listrik sudah mengantisipasi sejak awal soal kerusakan mesin, dengan menghitung masa kerja mesin dan masa pakai serta bagaiamana perawatannya. Seiring dengan jumlah pelanggan yang terus meninggkat, pemerintah daerah juga mesti kreatif dalam mengambil langkah inisiatif untuk menyiapkan tenaga listrilk alternatif. Memang kompleks dengan masalah yang dihadapi masyarakat. Pemerintah terlampau jauh berbicara soal pembangunan kantor-kantor megah, mall, atau jembatan. Sementara tak pernah mereka mau membahas hal-hal mendasar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat.
Entahlah, dari pada mendengarkan curahan hati dari sang Walikota mending kita mendengarkan keluh kesah dari kelompok-kelompok pemuda ini. Mereka bersuara karena mendengar, mereka tahu karena melihat, dan mereka paham karena mengerti pada setiap persoalan. Kita menginginkan daerah ini tetap maju dan berkembang lewat karya-karya yang baik dari para pemimpinnya. Kita tak ingin para pemegang kekuasaannya bertindak sewenang-wenang, apalagi mereka acuh tak acuh terhadap pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
Semoga di sisa waktu kerja yang tersisisa, pemerintahan “Tampil-Mesra” (As.Tamrin dan Wa Ode Maasra Manarfa) bisa bangkit dan memaksimalkan kerja-kerjanya hingga terwujud kota yang maju dan berkembang, sehat dan aman, serta mensejahterakan. Dan harapan saya yang terakhir adalah, semoga pemerintahan ini cukup sekali dan segera berakhir.
Anak Muda Bersuara...
Baubau, 20 April 2015
0 komentar:
Post a Comment