![]() |
berfoto bersama di akhir acara |
LINGKUNGAN belajar tak selalu
berada dalam sebuah ruangan kelas atau dengan memakai seragam. Bagi kelompok
kursus bahasa inggris Eco English Camp,
belajar di ruang terbuka akan sangat menyenangkan dan lebih cepat dalam
menerima setiap materi yang dibawakan. Belajar di ruang terbuka atau alam, bisa
memberi banyak hal baru dan tak kaku. Mereka akan lebih memahami alam atau kehidupan
mahluk hidup lainnya. Mereka bisa langsung merasakan betapa pentingnya alam
bagi kehidupan manusia.
Bagi mereka, belajar di alam bebas
tanpa sekat seperti ini akan membuka banyak pengetahuan dan menumbuhkan semangat
belajar. Mereka tidak hanya membuka kursus berbahasa inggris, tetapi juga
mencoba membuat bentukan lain melalui kemampuan mereka berbahasa inggris dan
menjadikan lingkungan sebagai wahana untuk belajar. Dalam kepengurusan,
mereka terdiri dari mahasiswa aktif dan juga bekas mahasiswa lulusan sebuah
kampus swasta di kota ini. Dari dikusi-diskusi kecil, mereka membentuk satu
jenis kegiatan yang bertemakan lingkungan sebagai ruang belajar, ruang melatih
diri, dan ruang bermain. Pesertanya adalah pelajar dan mahasiswa yang punya
kemauan besar untuk belajar berbahasa inggris. Dan kini, kegiatannya terus
berlanjut seiring dengan hasrat belajar yang tinggi dari mereka yang ingin
terlibat dalam setiap kegiatan Eco English Camp.
***
HARI itu tengah berlangsung
pembukaan acara kegiatan Eco English Camp
yang di inisiasi oleh sebuah lembaga kursus bahasa inggris di kota ini. Pesertanya
datang dari beberapa kota di Sulawesi Tenggara. Dan kota Baubau kali ini adalah
sebagai tuan rumah. Kegiatan ini sudah berjalan sejak delapan tahun lalu. Di
acara pembukaan, terlihat pemerintah daerah menyambutnya dengan sangat baik. Apalagi,
kegiatan ini bertema lingkungan dan edukasi. Tentu kegiatan tersebut sangat
positif untuk setiap pelajar dan bagi kemajuan suatu daerah. Di rencanakan, kegiatan
tersebut akan berlangsung selama tiga hari dan bertempat di Bumi Perkemahan
Samparona sebagai lokasi Camp. Saya
berkesempatan ikut saat itu, sebab Komite Nasional Pemuda Indonesia Kota Baubau bersama lembaga Course English Society menjadi pelaksana dalam kegiatan. Makanya saya dan beberapa
kawan juga di persilahkan untuk membuat Camp
di lokasi tempat mereka berkemah.
![]() |
saat mengikuti materi dari para turis |
![]() |
tenda-tenda yang kami tempati |
Cikal bakal adanya kegiatan
tersebut di mulai dari niat tulus beberapa orang pemuda yang secara sukarela
meluangkan waktu dan pikiran mereka untuk berbagi pengetahuan dibidang bahasa
inggris. Sebelum membentuk organisasi ini, tidak banyak yang dilakukan mereka
selain membuka kursus dan menjadi pemandu wisatawan keberbagai tempat.
Kemampuan berbahasa inggris itu rupanya tak hanya saat jasa mereka dipakai oleh
bule-bule asing yang tak tahu berbahasa indonesia itu. Namun, mereka ingin agar
ada bibit-bibit baru yang juga punya kemampuan sama dalam berbahasa inggris. Menurut
mereka, bahasa inggris sangat penting di era ini. Memang tak menjadi suatu
kewajiban bagi masyarakat Indonesia untuk menggunakan bahasa inggris sebagai
bahasa keseharian. Namun akan menjadi penting ketika pendidikan mensyaratkan
kita untuk memiliki kemampuan bahasa inggris. Seiring dengan itu, ramainya turis-turis
asing yang datang ke berbagai daerah menjadi tantangan baru buat kita yang
berada di daerah.
Di tempat kegiatan, saya merasa
seperti berada di suatu negara yang penduduknya mayoritas menggunakan bahasa
inggris. Saya melihat, tak ada satupun dari mereka yang menggunakan bahasa
indonesia. Dalam berbagai aktivitas peserta Eco
English Camp diharuskan memakai bahasa inggris. Tujuannya adalah untuk
melatih kebiasaan mereka dalam berbahasa. Keseriusan itu sangat nampak pada setiap
peserta, mereka saling berkomunikasi demi memantapkan bahasa yang sudah
dipelajari. Tak hanya itu, panitia juga menghadirkan turis asing agar peserta
bisa langsung berkomunikasi dengan mereka. Dan ternyata memang peserta sangat
menunggu kehadiran para bule-bule itu. Setiap peserta ingin mempraktekkan nya
langsung sekaligus melatih untuk menangkap setiap ucapan dari para turis. Sungguh,
saya mendengar bahasa mereka sudah sangat baik dalam berbicara. Mereka sudah
sama dengan bule-bule itu, bisa mengerti dan dengan lancar berbicara bahasa
inggris.
Kata sang penggagas, sudah banyak
jebolan dari organisasinya yang kini berkeliling di beberapa negara. Bahkan,
ada yang beruntung mendapatkan beasiswa sampai melanjutkannya keluar negeri.
Disisi lain ia melihat, potensi pariwisata di daerah kita sangat menarik ketika
bisa dikelola dengan baik. Kita tak hanya memilki wisata alam pantai dan
pegunungan saja, kita juga memiliki wisata budaya yang tak kalah menariknya
dari daerah-daerag lain. Hanya saja, tempat-tempat wisata itu didukung pada fasilitasnya,
tetapi juga didukung dengan keahlian setiap pengelolanya. Sebenarnya, yang
dimaksud adalah kemampuan berbahasa inggris yang dimiliki setiap pekerja. Tidak
lain adalah untuk kenyamanan pada setiap pelayanan pengunjung nantinya. Sebab,
para wisatawan tidak hanya datang dari dalam negeri tetapi juga banyak datang
dari luar negeri.
Selama beberapa hari di tempat
itu, saya mendapatkan satu energi positif yang dipercikkan melalui kegiatan-kegiatan
mereka di Eco English Camp. Peserta
yang jauh-jauh datang tidak semata hanya untuk menggelar tikar dan membuat perkemahan
saja. Namun, mereka juga bisa meningkatkan kemampuan bahasa inggris dan mendekatkan
diri dengan alam. Bahwa sebenarnya, belajar dialam bebas jauh lebih bersahabat
dan memberi banyak pengalaman baru.
Baubau, 10 Juni 2015
0 komentar:
Post a Comment