Wednesday, June 10, 2015

Kursus Bahasa Ala Eco English Camp

berfoto bersama di akhir acara
LINGKUNGAN belajar tak selalu berada dalam sebuah ruangan kelas atau dengan memakai seragam. Bagi kelompok kursus bahasa inggris Eco English Camp, belajar di ruang terbuka akan sangat menyenangkan dan lebih cepat dalam menerima setiap materi yang dibawakan. Belajar di ruang terbuka atau alam, bisa memberi banyak hal baru dan tak kaku. Mereka akan lebih memahami alam atau kehidupan mahluk hidup lainnya. Mereka bisa langsung merasakan betapa pentingnya alam bagi kehidupan manusia.

Bagi mereka, belajar di alam bebas tanpa sekat seperti ini akan membuka banyak pengetahuan dan menumbuhkan semangat belajar. Mereka tidak hanya membuka kursus berbahasa inggris, tetapi juga mencoba membuat bentukan lain melalui kemampuan mereka berbahasa inggris dan menjadikan lingkungan sebagai wahana untuk belajar. Dalam kepengurusan, mereka terdiri dari mahasiswa aktif dan juga bekas mahasiswa lulusan sebuah kampus swasta di kota ini. Dari dikusi-diskusi kecil, mereka membentuk satu jenis kegiatan yang bertemakan lingkungan sebagai ruang belajar, ruang melatih diri, dan ruang bermain. Pesertanya adalah pelajar dan mahasiswa yang punya kemauan besar untuk belajar berbahasa inggris. Dan kini, kegiatannya terus berlanjut seiring dengan hasrat belajar yang tinggi dari mereka yang ingin terlibat dalam setiap kegiatan Eco English Camp.

***

HARI itu tengah berlangsung pembukaan acara kegiatan Eco English Camp yang di inisiasi oleh sebuah lembaga kursus bahasa inggris di kota ini. Pesertanya datang dari beberapa kota di Sulawesi Tenggara. Dan kota Baubau kali ini adalah sebagai tuan rumah. Kegiatan ini sudah berjalan sejak delapan tahun lalu. Di acara pembukaan, terlihat pemerintah daerah menyambutnya dengan sangat baik. Apalagi, kegiatan ini bertema lingkungan dan edukasi. Tentu kegiatan tersebut sangat positif untuk setiap pelajar dan bagi kemajuan suatu daerah. Di rencanakan, kegiatan tersebut akan berlangsung selama tiga hari dan bertempat di Bumi Perkemahan Samparona sebagai lokasi Camp. Saya berkesempatan ikut saat itu, sebab Komite Nasional Pemuda Indonesia Kota Baubau bersama lembaga Course English Society menjadi pelaksana dalam kegiatan. Makanya saya dan beberapa kawan juga di persilahkan untuk membuat Camp di lokasi tempat mereka berkemah.

saat mengikuti materi dari para turis
tenda-tenda yang kami tempati
Cikal bakal adanya kegiatan tersebut di mulai dari niat tulus beberapa orang pemuda yang secara sukarela meluangkan waktu dan pikiran mereka untuk berbagi pengetahuan dibidang bahasa inggris. Sebelum membentuk organisasi ini, tidak banyak yang dilakukan mereka selain membuka kursus dan menjadi pemandu wisatawan keberbagai tempat. Kemampuan berbahasa inggris itu rupanya tak hanya saat jasa mereka dipakai oleh bule-bule asing yang tak tahu berbahasa indonesia itu. Namun, mereka ingin agar ada bibit-bibit baru yang juga punya kemampuan sama dalam berbahasa inggris. Menurut mereka, bahasa inggris sangat penting di era ini. Memang tak menjadi suatu kewajiban bagi masyarakat Indonesia untuk menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa keseharian. Namun akan menjadi penting ketika pendidikan mensyaratkan kita untuk memiliki kemampuan bahasa inggris. Seiring dengan itu, ramainya turis-turis asing yang datang ke berbagai daerah menjadi tantangan baru buat kita yang berada di daerah.

Di tempat kegiatan, saya merasa seperti berada di suatu negara yang penduduknya mayoritas menggunakan bahasa inggris. Saya melihat, tak ada satupun dari mereka yang menggunakan bahasa indonesia. Dalam berbagai aktivitas peserta Eco English Camp diharuskan memakai bahasa inggris. Tujuannya adalah untuk melatih kebiasaan mereka dalam berbahasa. Keseriusan itu sangat nampak pada setiap peserta, mereka saling berkomunikasi demi memantapkan bahasa yang sudah dipelajari. Tak hanya itu, panitia juga menghadirkan turis asing agar peserta bisa langsung berkomunikasi dengan mereka. Dan ternyata memang peserta sangat menunggu kehadiran para bule-bule itu. Setiap peserta ingin mempraktekkan nya langsung sekaligus melatih untuk menangkap setiap ucapan dari para turis. Sungguh, saya mendengar bahasa mereka sudah sangat baik dalam berbicara. Mereka sudah sama dengan bule-bule itu, bisa mengerti dan dengan lancar berbicara bahasa inggris.

Kata sang penggagas, sudah banyak jebolan dari organisasinya yang kini berkeliling di beberapa negara. Bahkan, ada yang beruntung mendapatkan beasiswa sampai melanjutkannya keluar negeri. Disisi lain ia melihat, potensi pariwisata di daerah kita sangat menarik ketika bisa dikelola dengan baik. Kita tak hanya memilki wisata alam pantai dan pegunungan saja, kita juga memiliki wisata budaya yang tak kalah menariknya dari daerah-daerag lain. Hanya saja, tempat-tempat wisata itu didukung pada fasilitasnya, tetapi juga didukung dengan keahlian setiap pengelolanya. Sebenarnya, yang dimaksud adalah kemampuan berbahasa inggris yang dimiliki setiap pekerja. Tidak lain adalah untuk kenyamanan pada setiap pelayanan pengunjung nantinya. Sebab, para wisatawan tidak hanya datang dari dalam negeri tetapi juga banyak datang dari luar negeri.

Selama beberapa hari di tempat itu, saya mendapatkan satu energi positif yang dipercikkan melalui kegiatan-kegiatan mereka di Eco English Camp. Peserta yang jauh-jauh datang tidak semata hanya untuk menggelar tikar dan membuat perkemahan saja. Namun, mereka juga bisa meningkatkan kemampuan bahasa inggris dan mendekatkan diri dengan alam. Bahwa sebenarnya, belajar dialam bebas jauh lebih bersahabat dan memberi banyak pengalaman baru.




Baubau, 10 Juni 2015

0 komentar:

Post a Comment

Popular Posts