LIBUR panjang belum lama berlalu, umumnya masyarakat memanfaatkan waktu libur dengan mengunjungi tempat-tempat wisata bersama keluarga. Ada banyak tempat wisata yang menjadi primadona untuk di kunjungi. Dari tempat wisata yang ada, pantai adalah objek wisata yang paling banyak di kunjungi oleh masyarakat. Mereka tak sekedar menikmati panorama laut yang biru atau bermain diatas hamparan pasir yang putih. Namun juga mereka membawa tumpukan sampah dari sisa-sisa yang mereka makan.
Sumber: dok.focil |
Pantai Nirwana yang terdapat di Kota Baubau adalah tempat yang paling ramai di kunjungi selama ini. Mereka yang datang tidak hanya warga lokal dari dalam kota saja, namun warga yang berada dari luar kota juga beramai-ramai mengunjungi pantai yang menjadi kebanggaan mereka selama ini.
***
DI tengah hiruk pikuk ramainya pengunjung yang memenuhi tempat di sepanjang pantai, selalu saja ada hal lain yang selalu luput dari kita semua. Kita hanya memakai dan menikmati panoramanya yang begitu indah tapi kita lupa dan mengabaikan hal-hal kecil yang nantinya berdampak besar pada kerusakan lingkungan dan ancaman bagi kesehatan kita semua. Kebiasaan masyarakat yang selalu kita lihat adalah meninggalkan sampah-sampah usai melangsungkan acara di tempat itu. Sampah mereka di biarkan berserahkan tanpa sedikitpun rasa peduli untuk mau memungut dan menyimpannya pada tempat sampah yang sudah disediakan. Nampaknya kebiasaan hidup bersih masih jauh dari yang kita harapakan, ini kerap kita lihat dari pola hidup masyarakat kota yang di anggap sudah membudaya.
Melihat kebiasaan masyarakat yang acuh terhadap lingkungan, sekelompok pemuda yang tergabung dalam Forum Cinta Lingkungan (FOCIL) menggelar aksi peduli lingkungan bertempat di pantai Nirwana, tepat di hari minggu lalu (26/7). Mereka tak hanya bersosialisasi tentang pentingnya menjaga lingkungan serta merubah kebiasan hidup masyarakat yang tak pernah ramah kepada lingkungan. Namun mereka juga dengan gencar melakukan aksi bersih-bersih di sepanjang pantai untuk memberi contoh kepada pengunjung-pengunjung lain.
Sumber: dok. focil |
Sebenarnya dari aksi yang mereka lakukan, secara spontanitas lahir atas keprihatinan mereka terhadap lingkungan dan kondisi pantai yang kian tercemar oleh sampah-sampah masyarakat itu sendiri. Mereka sadar jika selama ini pengelolaan setiap objek wisata masih belum begitu baik, penataan dan kebersihan pantai juga belum di maksimalkan. Padahal, setiap pengunjung dikenakan tarif masuk untuk mendukung pengelolaan wisata yang baik dan memadai.
Telah banyak cara yang mereka lakukan untuk membumikan hidup bersih di tengah-tengah masyarakat. Melalui media sosial, radio, stiker, selebaran, serta aksi–aksi langsung dilapangan. Dari data lapangan yang mereka peroleh, kebanyakan masyarakat yang bermukim di pinggiran pantai masih menjadikan laut sebagai tempat yang pantas untuk melemparkan sampah-sampah rumahan mereka langsung ke laut.
Sumber: dok. focil |
Tak hanya itu, para pedagang yang menjajakan jualan di areal pantai juga dengan gampang membuang limbah dan sampahnya ke laut. Tentu, mereka masih belum memiliki kesadaran yang kuat tentang bahaya serta dampak dari sisa-sisa makanan yang mereka buang selama ini. Padahal, seperti di taman dan ruang terbuka lainnya pemerintah sudah menyiapkan fasilitas berupa tong dan bak sampah agar kita tidak sembarang membuang sampah.
Rasa-rasanya memang masih sangat kurang dengan cara-cara yang dilakukan oleh pemerintah daerah selama ini. Pantas saja kota dengan ikon benteng terluas ini tak lagi mendapatkan penghargaan bergengsi seperti yang kita kenal dengan piala Adipura itu. Apapun bentuk penghargaan yang pernah diraih kota ini, namun masyarakat lah yang belum memiliki kesadaran kuat untuk memikirkan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Adipura tak dimaknai secara mendalam oleh pemerintah daerah serta apa manfaatnya bagi masyarakat. Komitmen pemeritah kota dalam mewujudkan kota yang benar-benar bersih hanyalah ambisi dan angan-angan untuk merebut Adipura yang sampai saat ini belum tercapai.
Rupanya, kebersihan lingkungan bisa dilihat dari pola hidup keseharian masyarakat, lebih-lebih adalah pemerintah daerah itu sendiri. Sebagai pengatur dan pelayan, pemerintah mesti memikirkan banyak hal terkait penataan serta bagaimana menjaga agar kota ini tetap menjadi kota layak huni yang aman dan nyaman. Sebagai masyarakat biasa, rasanya belum pantas memberi nilai lebih atas kerja-kerja pemerintah daerah yang terlihat lamban dalam berkerja. Mungkin saja, kebersihan suatu kota akan tercermin dari kebersihan di dalam pemerintah itu sendiri.
Pada titik ini, mestinya pemerintah gencar melakukan sosialisasi di tiap-tiap lingkungan rumah warga dengan mengaktifkan seluruh jajaran pemerintah sampai pada level pemerintah di tingkat kelurahan atau tingkat desa. Cara ini penting karena langsung melibatkan masyarakat pada aksi-aksi sosial, menumbuhkan semangat gotong royong dan menanamkan nilai-nilai kebersamaan dalam menjaga setiap lingkungan disekitar rumah mereka. Disitulah lahir sebuah kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah disembarang tempat.
Kita bisa mengambil contoh, di kota-kota besar dimana pemerintahnya bersikap tegas dengan memberi efek jera pada masyarakat yang membuang sampah di sembarang tempat. Kewenangan kepala daerah bisa dengan membuat Peraturan Daerah (Perda) tentang pembuangan sampah misalnya. Masyarakat yang tertangkap tangan membuang sampah di sembarang tempat akan mendapat sanksi hukum sesuai peraturan yang telah dibuat oleh pemerintah daerah. Cara tegas ini tentu untuk memberi pelajaran kepada kita semua agar disiplin dalam membuang sampah.
Pada hal-hal sederhana seperti ini, para penggiat yang membentuk diri dalam komunitas peduli lingkungan secara sukarela mendedikasikan diri dalam masyarakat demi terciptanya lingkungan yang bersih dan nyaman. Tak perlu banyak kata-kata untuk mengambil satu tindakan demi mewujudkan satu karya nyata. Aksi-aksi yang mereka lakukan terlihat sederhana namun terasa berat bagi mereka yang susah hidup bersih. Mereka sudah memberikan satu gagasan dan kerja nyata tanpa harus manja dengan meminta bantuan dari pemerintah. Mereka hanya bisa berharap agar pemerintah daerah bisa lebih tegas dan menunjukkan keseriusannya dalam menjaga kebersihan setiap lingkungan dalam kota.
Baubau, 27 Juli 2015
0 komentar:
Post a Comment