![]() |
Sumber: liputan6.com |
BEGITU ramai perbincangan mengenai adu balap motor kelas bergengsi itu. Perbincangannya tidak hanya di kalangan para pengamat pebalap motor, tapi juga sudah melebar dan keluar sampai orang-orang di luar jalur arena balap. Apakah mereka dari komunitas motor yang suka ngebut dan sering mengganggu, orang kantoran yang hobi memodifikasi bentuk motor, ataukah para pejabat yang punya banyak koleksi motor di rumah. Kali ini perbincangan masih seputar Moto GP, itu karena pebalap yang berjuluk The Doctor adu sengit dengan si Baby Allien julukan dari pebalap Marc Marquez beberapa waktu lalu.
Adu kecepatan motor itu tidak berlangsung di atas jalanan berlubang dan berdebu, atau dengan tikungan kiri-kanan jurang seperti yang pernah kita lewati jalanan di desa-desa. Ini adalah sirkuit Sepang di Malaysia, negara tetangga kita yang juga sedang dikepung kabut asap. Itulah resiko bertetangga dengan kami di Indonesia. Meski begitu, negara-negara tetangga yang berdekatan dengan negara Indonesia seperti Malaysia dan Singapura toh mereka selama ini juga banyak menghirup udara segar dari hutan-hutan kita di Indonesia. Yah, sekali-kali lah kita sama-sama merasakan kabut asap ini, kabut asap dari keserakahan para korporasi yang barangkali ada dari mereka berasal dari negara-negara itu juga.
***
KITA kembali ke adu balap, adu kecepatan, adu nyali, dan adu mulut seputar pertengkaran pebalap senior dan pebalap junior. Barangkali istilah itu karena perbedaan usia kedua pebalap, antara Valentino Rossi yang sudah berumur 36 tahun dan Marc Marquez yang baru berumur 22 tahun. Perbedaan tidak hanya dari faktor usia pastinya. Faktor lain siapa yang lebih dulu menunggangi sepeda motor kelas Moto GP sudah pasti adalah Valentino Rossi. Nama Valentino Rossi menjadi populer ketika beberapa kali menjurai dunia. Itulah kenapa bagi yang awam pada Moto GP ketika di tanya soal nama pebalap, hanyalah Valentino Rossi dengan nomor 46 yang di ketahuinya. Sama halnya di sepak bola, dahulu kita sering mendengar nama Ronaldo yang begitu populer. Maka setiap pertandingan sepak bola kita selalu mencari pemain bernomor punggung sembilan. Padahal ada banyak kejadian lucu yang tanpa sadar, pemain yang di sebut-sebut bernomor punggung sembilan itu rupanya dia adalah Fernando Soler pemain Persebaya. Wah, ternyata tim yang bermain bukan Brazil tetapi Persebaya versus Arema.
Ngomong-ngomong soal siapa yang dulu menunggangi motor, tentu kita semua tidak kalah dari sang penemu sepeda motor itu sendiri. Ia adalah Edward Butler, seorang penemu asal inggris. Sepeda motor merupakan pengembangan dari sepeda konvensional yang lebih dulu ditemukan. Butler lalu membuat kendaraan roda tiga dengan suatu motor melalui pembakaran dalam. Sejak penemuan tersebut, semakin banyak dilakukan percobaan untuk membuat motor dan mobil. Salah satunya dilakukan oleh Gottlieb Daimler dan Wilhelm Maybach dari Jerman. Kedua penemu tersebut bertemu ketika berkerja bersama di Deutz-AG-Gasmotorenfabrik, produsen mesin stasioner terbesar pada tahun 1872. Pemilik Deutz-AG-Gasmotorenfabrik yang bernama Nikolaus Otto berhasil membuat mesin empat langkah atau disebut juga “mesin empat tak” dan penemuan tersebut dipatenkan pada tahun 1877. (sumber: wikipedia.org)
Namun persoalan bukan siapa yang lebih dulu berada di kelas Moto GP. Tentu sikap itu tidak menunjukkan sikap profesionalitas dari setiap pebalap. Perselisihan antara Rossi dan Marquez, memang sudah terjadi sejak balap di sirkuit Philip Island Australia. Keduanya sudah terlibat aksi saling salip menyalip. Apalagi, pertandingan semakin memanas dengan sisa waktu balap tinggal dua kali race. Di papan klasemen seri 16 GP Australia lalu, posisi pertama masih di isi oleh Valentino Rossi dengan perolehan sementara 296 poin di susul Jorge Lorenzo 285 poin dan Marquez 222 poin. Nah itulah kenapa Rossi berusaha penuh memacu kuda besinya di sirkuit Sepang Malaysia beberapa hari lalu, meski pada akhirnya ia harus menerima sanksi dari Race Director Mike Webb akibat insiden antara dirinya dengan Marquez. Rossi juga di sebut-sebut menendang motor Marquez hingga ia jatuh tersungkur dan tak bisa lagi melanjutkan balap di tikungan ke empat belas putaran ketujuh Moto GP Malaysia. Atas kejadian itu, Valentino di jatuhi penalti tiga poin dan start di posisi terakhir pada race terakhir di Valencia pekan depan.
Terlepas dari perselisihan antara Valentino dan Marquez, pastinya penyelenggara Moto GP tidak mau merugi atas usahanya untuk merebut perhatian dunia di seri terakhir nanti. Atau ada pihak lain yang di luar penyelenggara, biasanya mereka-mereka yang mempunyai kekuatan modal dan memiliki kewenangan untuk mengintervensi pertandingan demi memenuhi hasrat judi mereka. Sebagaimana pernah dilakukan pada pertandingan-pertandingan lain. Jika benar ini terjadi pada balap Moto GP, sudah pasti Valentino Rossi harus di ikutkan dalam balap seri terakhir nanti. Meskipun sejumlah kritik dari pebalap lain menilai hukuman yang diberikan pada Velentino terlalu ringan.
Ini hanya dugaan yang mungkin ada sedikit benarnya, ketika Valentino tidak di ikutkan dalam balap di Valencia nanti, sudah pasti seri terakhir Moto GP tidak terkesan menarik. Sebab, daya tariknya ada pada persaingan sengit antara Valentino dan Jorge Lorenzo. Tapi ini hanya analisa sementara saya bersama para tukang ojek sebuah pangkalan di persimpangan jalan Sudirman. Berbebeda lagi dengan statmen seorang tukang tambal ban atau bengkel motor di jalan poros M.H Thamrin. Menurutnya, duel antara Rossi dan Marquez memang menimbulkan banyak pertanyaan. Sebelumnya, banyak yang menduga jika Rossi menendang Marquez hingga ia jatuh, atau memang Marquez sengaja menghalang-halangi Rossi merebut gelar juara untuk kesekian kalinya.
Ini hanya dugaan yang mungkin ada sedikit benarnya, ketika Valentino tidak di ikutkan dalam balap di Valencia nanti, sudah pasti seri terakhir Moto GP tidak terkesan menarik. Sebab, daya tariknya ada pada persaingan sengit antara Valentino dan Jorge Lorenzo. Tapi ini hanya analisa sementara saya bersama para tukang ojek sebuah pangkalan di persimpangan jalan Sudirman. Berbebeda lagi dengan statmen seorang tukang tambal ban atau bengkel motor di jalan poros M.H Thamrin. Menurutnya, duel antara Rossi dan Marquez memang menimbulkan banyak pertanyaan. Sebelumnya, banyak yang menduga jika Rossi menendang Marquez hingga ia jatuh, atau memang Marquez sengaja menghalang-halangi Rossi merebut gelar juara untuk kesekian kalinya.
Lelaki itu juga berpendapat, seharusnya Rossi tak melakukan hal yang salah saat itu. Tetapi itupun kalau ia merasa dewasa terhadap Marquez yang di lihatnya anak baru di kelas Moto GP. Kalau memang ia merasa di provokasi, harusnya sikap profesionalitas itu selalu ada pada dia. Ini memang selalu terjadi pada setiap pertandingan dan memicu kemarahan pada setiap orang. Sekali lagi ini hanya perspektif dari seorang tukang tambal ban yang sedikit banyak ada benarnya. Terakhir, "apapun yang terjadi di akhir race nanti, para pebalap Moto GP itu tidak akan mungkin menambal ban motor mereka di bengkel saya”. Cetus lelaki itu.
"Saat sedang menunggu Go-Jek di pangkalan ojek."
Bogor, 27 Oktober 2015
0 komentar:
Post a Comment