Wednesday, December 16, 2015

Saat Hepatitis Masuk Kampus

Sumber: aids.gov

Menjelang Ujian Akhir Semester atau UAS, mahasiswa IPB dihantui dengan serangan virus Hepatitis. Ada puluhan mahasiswa yang dirawat dirumah sakit akibat terkena virus Hepatitis A. Apalagi, kasus ini telah ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) dan menjadi trending topic di beberapa pemberitaan media massa.

***

BEBERAPA hari lalu, sejak Hepatitis "masuk kampus" dan menjangkiti mahasiswa yang tengah sibuk-sibuknya dengan tugas-tugas kuliah dan ujian semester. Apalagi disaat mereka kurang makan, kurang tidur atau jarang mandi. Sudah pasti daya tahan tubuh sangat rentan terkena penyakit. Biasanya ini terjadi diawal-awal masa kuliah, sebagai bentuk adaptasi pada mereka yang berasal dari Luar Bogor. Atau, kebanyakan dari mereka yang terserang karena kelelahan. Pengalaman itu pernah saya alami, beberapa hari jatuh sakit karena pola hidup tidak teratur, ditambah intensitas belajar yang padat dan kurang makan.

Berbicara soal pemberitaan media massa. Pemberitaan lebih banyak mengabarkan kalau di lingkungan kampus IPB tidak sehat dan tidak bersih. Tidak bersih menurut media massa adalah kebersihan pada makanan yang dijajakan di kantin-kantin dalam kampus, yang dengan cepat virus Hepatitis menyebar dan menjangkiti setiap orang melalui apa yang dimakan. Tetapi pemberitaan itu cepat-cepat disanggah oleh pihak kampus. Menurutnya, kantin dalam kampus selalu bersih dan makanannya steril untuk dikonsumsi.

Sudah pasti, kampus sekelas IPB yang namanya setara dengan kampus-kampus besar lain seperti UGM, UI dan ITB tak ingin citranya rusak, tak ingin dibilang "jorok" karena Hepatitis berhasil masuk kampus dan menyerang puluhan mahasiwa. Sudah pasti, nama kampus tak ingin larut dalam persoalan virus Hepatitis ini. Apalagi dengan menimbulkan banyak korban mahasiswa.

Tentang lingkungan kampus yang tidak bersih. IPB sebagai kampus rakyat, sebagai kampus yang mengusung konsep Green Campus akan sangat bertolak belakang ketika virus Hepatitis disebut-sebut berasal dari lingkungan kampus IPB itu sendiri. Sudah pasti, ini menimbulkan banyak pertanyaan. Kok bisa, kampus yang terlihat bersih, hijau, dan nyaman tetapi virus dengan gampangnnya menyerang mahasiswa. Merebaknya virus Hepatitis ini menjadi "Tamparan Keras" bagi kampus. Sebagaimana yang dikatakan seorang guru besar IPB beberapa waktu lalu dimedia massa. Ia juga menulis dengan judul "Hepatitis yang Menampar Muka Kami". 

Inilah yang disesalkan pihak kampus maupun dari pihak luar, dalam hal ini Kementerian Kesehatan. Kemenkes memberi tanggapan atas kejadian tersebut, bahwa penyebab Hepatitis karena sanitasi di lingkungan kampus IPB buruk atau kantinnya kumuh (sindonews.com 14/12). Tapi sekali lagi, tanggapan itu sudah dibantah oleh pihak kampus, IPB tak ingin dibilang kumuh. Toh kampusnya luas, bangunannya bertingkat-tingkat, kantinnya juga kinclong dan higienis. Tapi begitulah, kebersihan dalam kampus tak menjamin pola hidup mahasiswa diluar kampus. 

Ada beberapa faktor yang menyebabkan mahasiswa terkena Hepatitis. Selain karena pengaruh cuaca yang lembab, kurang istrahat, lingkungan sekitar kos yang padat pemukiman, atau karena pedagang makanan yang kebersihannya tidak terjamin. Berkaitan dengan pedagang makanan yang berjualan diluar kampus, memang kondisinya sangat memprihatinkan. Para pedagang makanan itu berada tak jauh dari kos-kos mahasiswa yang padat pemukiman. Mereka menjual berbagai jenis makanan, dari pagi hingga malam hari. 

Pada malam-malam sebelumnya, jalanan itu selalu ramai dari mahasiswa yang berbelanja dan makan. Jajanan makanan yang didagangkan disepanjang jalan Babakan Raya telah menjadi andalan setiap mahasiswa yang tak ingin sibuk-sibuk masak dikos. Tinggal pesan, beberapa menit kemudian hidangan sudah siap disaji. Namun, beberapa hari terakhir suasana jalanan itu tampak sepi. Mungkin saja karena mahasiswa mulai khawatir dengan dagangan mereka.  
Memang tempat makan itu beda jauh kebersihannya dari tempat-tempat makan didalam kampus. Pedagang makanan diluar kampus berdiri dipinggiran jalan dan diatas trotoar, yang hanya ditutupi tenda dan hanya ada beberapa meja dan kursi saja, yang setiap saat bau menyengat dari dalam selokan keluar. 

Memang kondisinya sangat memprihatinkan. Tetapi apakah salah mereka yang berdagang ditempat itu. Kalau saja para pedagang digusur dan tidak lagi berjualan ditempat itu, lalu bagaimana dengan nasib mereka, yang sudah menggantungkan hidup dari jualan nasi dan soto. Nah, disnilah perhatian pemerintah setempat untuk bisa membangunkan tempat yang layak bagi para pedagang dengan tidak memindahkan mereka dari tempat sebelumnya. Dari bangunan yang dibuat, pemerintah bisa memungut retribusi dari setiap pedagang yang menempatinya. Tentu setiap yang dipungut akan menjadi pendapatan daerah.

***

SEMINGGU sudah setelah virus ini merebak di lingkungan kampus IPB. Pihak kampus telah membuka layanan kesehatan untuk memeriksa seluruh mahasiswa. Mahasiswa yang terkena Hepatitis dan kini dirawat dirumah sakit akan menjadi tanggung jawab pihak kampus sepenuhnya. Himbauan untuk selalu menjaga pola hidup secara teratur serta kebersihan lingkungan untuk menghindari penyakit Hepatitis terus dilakukan kampus pada semua mahasiswa. Hal tersebut untuk mencegah bertambahnya korban yang terkena virus Hepatitis. 
  

0 komentar:

Post a Comment

Popular Posts