Wednesday, December 2, 2015

Mereka Yang Berpura-pura Peduli

Sumber: kompas.com

APA anda suka bepetualang ke alam bebas? saran saya kenalilah dulu alammu sebelum kau menjelajahi lebih jauh. Suka menghadapi tantangan, semisal mendaki gunung, melintasi hutan, diving, atau rock climbing. Jika belum berpengalaman maka mintalah seorang kawan yang lebih berpengalaman dan sudah terlatih, atau masuklah dalam kelompok pecinta alam yang memiliki jejak rekam yang bagus. Disitu akan ada pelatihan atau kursus bagaimana melintasi alam dengan baik dan benar, akan ada pengarahan dari instruktur dan kita diperkenalkan dengan berbagai alat agar nantinya aman saat melewati medan-medan berbahaya.

Bahwa bepetualang dan menikmati keindahan alam itu tidak semudah yang selalu kita saksikan seperti disetiap akhir pekan dilayar kaca. Bahwa hanya dengan meneriakan “My Trip My Adventure” kita sudah merasa sama dengan mereka-mereka yang bepetualang di program jalan-jalan para artis itu. Menurut saya, mungkin saja acara itu hendak memperkenalkan tempat-tempat yang dianggap layak untuk dijadikan lokasi wisata tetapi belum pernah di eksplore. Kalaupun semangatnya adalah mengangkat dan memperkenalkan keindahan alam, berarti terselip pula pesan-pesan moril kepada kita semua agar senantiasa menjaga dan merawat alam itu.

Apa anda suka memotret? saran saya jadilah fotografer yang benar dan memberi makna disetiap gambar yang diambil. Atau apakah anda ingin terkenal dan menjadi follower terbanyak dimedia sosial hanya dengan memajang foto selfie dengan meminjam taman bunga orang sebagai background agar terlihat keren. Saran saya sebaiknya carilah taman lain yang penuh dengan nuansa perjuangan dan bernilai sejarah semisal di Taman Makam Pahlawan, atau carilah taman dimana setiap manusia yang ketempat itu akan selalu mengingat akan dunia akhirat dan segera bertaubat, semisal di taman pemakaman umum. Memang sangat menyeramkan dan sudah pasti para “selfieisme” yang rajin memajang foto disosmed itu tak ingin merusak citra mereka. Mereka selalu menjaga setiap hasil jepretan mereka dengan sebaik mungkin. Misalnya disebuah mall dengan selfie nya berada didekat banner iklan produk ternama luar negeri, atau menerobos masuk dalam sebuah acara agar bisa selfie bersama artis idola, sebagaimana yang pernah dicontohkan beberapa anggota DPR RI kita diluar negeri.

*** 

TEPATNYA di dusun Ngasemayu, Desa Salam, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Belum lama ini, desa itu ramai dari perbincangan karena keindahan kebun bunga Amarillys milik seorang warga bernama Sukadi (43). Bersamaan memasuki musim penghujan tahun ini, kebun bunga miliknya mekar dan menjadi perhatian warga sekitar dan luar desa. Masyarakat yang kebetulan melintas disekitar kebun itu ramai-ramai masuk kedalam dan ber selfie-ria tanpa menghiraukan bunga-bunga itu terinjak-injak dan menjadi rusak. Berbagai macam gaya yang mereka peragakan ditempat itu. Mulai dari yang berdiri menginjak bunga, sampai berbaring diatasnya. Setelah puas, mereka pergi meninggalkan bunga-bunga yang patah dan sudah rata dengan tanah. Tidak ada kesadaran dari mereka untuk selalu berhati-hati dan menjaga bunga agar tetap utuh. Kebanyakan dari pengunjung itu adalah perempuan yang mungkin usianya kira-kira baru belasan tahun, masa-masa “Pubertas” yang hari-harinya selalu sibuk mencari perhatian dengan lawan jenis mereka. Tetapi itulah masa remaja, masa dimana mereka butuh ruang aktualiasi yang didukung dengan publikasi. 

Lingkungan sosial bisa berpengaruh terhadap perkembangan perilaku setiap orang. Ketika hilangnya bimbingan dan edukasi di internal keluarga, maka setiap anak akan ”liar” dalam bertindak. Sungguh tidak terpuji memang. Disaat bersamaan, kita tak mau melihat dan mau menghargai bagaimana ketekunan serta konsistensi masyarakat desa yang merawat dan menjaga hutan sebagai “Paru-Paru”, salah satu organ terpenting dari Bumi yang memberi oksigen kepada seluruh mahluk di alam raya ini. Ketika Paru-Paru sudah tidak berfungsi dengan baik, maka planet yang bernama Bumi ini akan mati tak berdaya. Hanya saja, penyakit itu selalu datang dan menyerang. Sekelompok Korporasi yang mengatasnamakan negara, kesejahteraan rakyat, dan program penghijauan datang merusak hutan. Mereka datang mengeruk seluruh isi bumi demi meraup keuntungan lebih besar dari hasil menambang. Mereka mengabaikan banyak hal tentang dampak ekologi, tentang petani yang pernah menanam bibit pohon demi menjaga ekosistem dan merawat lingkungan, para petani yang mengetahui kalau hutan tak bisa dijaga dengan baik maka akan berbahaya besar bagi kelangsungan hidup manusia nanti.

Sayangnya, suara-suara kecil mereka selalu tertutup dengan bunyi mesin pabrik para perusak hutan itu. Sayangnya, aksi-aksi penolakan dari para petani itu selalu kalah dengan mereka-mereka yang diperusahan dan birokrasi pemerintah. Selalu saja ada korban dari perlawanan masyarakat kecil didesa yang dengan berani menolak alat-alat berat yang masuk tanpa sopan santun melintas diatas tanah masyarakat desa. Perusahan-perusahan raksasa itu penuh angkuh masuk ke desa-desa, membunuh tanaman sebagai sumber kehidupan kita selama ini, menggilas budaya lokal yang sejak lama menanamkan nilai-nilai kegotongroyongan lalu di rubah secara cepat dengan perilaku saling menyaingi dan apatisme sesama masyarakat desa. Ada banyak contoh tentang kerusakan hutan karena ulah sekelompok manusia. Sekali lagi, karena keserakahan manusia yang mengabaikan resiko ketika alam telah dirusak.

Kita sudah sama-sama saksikan dan rasakan sendiri, bagaimana hutan terbakar dan memberi dampak besar pada masyarakat di beberapa daerah seperti di Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Kita tidak pernah mau memikirkan, ketika hutan rusak dan terbakar, maka akan ada korban jiwa yang terpapar asap. Para investor memang tak memikirkan itu, mereka hanya memikirkan bagaimana bisa meraup keuntungan besar dari bisnis perusahan tetapi mengabaikan pencemaran industrilisasi yang mereka bangun.

Melihat kondisi ekologi dan sosial yang kian memprihatinkan, kita bisa belajar dari teori Murray Bookchin yang melihat adanya kaitan yang erat antara dominasi sosial dan dominasi terhadap alam. Menurut Bookchin, dominasi sosial terjadi karena adanya hierarki dalam relasi sosial antara satu kelompok yang mempunyai kekuasaan dan lebih superior terhadap kelompok lain yang dikuasai dan lebih rendah kedudukannya. Hierarki ini yang mengembangkan dan mempertahankan relasi dominasi yang memungkinkan kelompok berkuasa memanipulasi kelompok lain demi memuaskan kepentingannya. Dalam pandangannya, hierarki dan dominasi ini tidak semata-mata terjadi dalam masyarakat kelas ataupun negara birokratis. Hierarki dan dominasi juga terjadi dalam masyarakat tanpa kelas. Bahkan muncul sebagai sebuah kesadaran, cara berfikir dan cara berperilaku dalam masyarakat kebanyakan. Bagi Murray Bookchin, dominasi manusia terhadap alam justru terjadi karena dan berakar dalam dominasi sosial ini (Keraf, 2010). 

*** 

HAMPARAN bunga Amarillys di Gunungkidul, Yokyakarta adalah gambaran kecintaan masyarakat kita yang masih peduli terhadap alam dan lingkungan. Dengan mekarnya bunga Amarillys di kebun milik seorang warga di desa itu, kita bisa melihat tindakan orang-orang kecil tetapi bisa memberi manfaat kepada orang banyak. Padahal ia tak mengharap banyak dari apa yang telah ditanam. Bahkan, pemilik kebun itu tak menyangka akan segempar ini bunga yang ditanamnya.

Bahwa apa yang dilakukannya, hanyalah menanam bunga yang sebelumnya hanya ada beberapa pohon kelapa didalam kebun miliknya itu. Namun setelah bunga yang ditanamnya mekar, para penggila selfie itu mulai berdatangan hanya untuk mengambil beberapa gambar beralatar bunga ala Eropa. Mereka hanya datang dengan terkagum-kagum tanpa menelisik lebih jauh tentang seseorang yang pernah menanamnya hingga bunga itu memesona banyak orang. Para pengunjung yang angkuh dan merusak tanaman itu mestinya bisa tahu betapa susahnya bapak si pemilik kebun merawat tanamannya selama berbulan-bulan, tetapi rusak hanya beberapa jam saat orang-orang yang mengatasnamakan pecinta bunga itu datang justru merusak bunga.


Bogor, 2 December 2015

0 komentar:

Post a Comment

Popular Posts