Saturday, January 23, 2016

Mengawal Transformasi Sosial Masyarakat Desa


ADA semacam anggapan bahwa tidak berkembangnya suatu desa disebabkan oleh memudarnya budaya masyarakatnya. Belum lagi karena ketidaktepatan pendekatan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. Pemerintah kurang jeli dalam memahami kebutuhan masyarakat di desa. Mengawal transformasi sosial masyarakat desa, perlu kesadaran yang kuat dari setiap individu-individu, kesadaran untuk menerima setiap perubahan-perubahan yang selalu terjadi.

Kelompok masyarakat atau individu-individu di desa melihat moderniasi adalah suatu keharusan agar tercapainya kemajuan budaya bangsa, meningkatnya industri yang memungkinkan masyarakat lebih sejahtera, meningkatnya efisiensi dan efektivitas kerja, transportasi dan komunikasi, serta meningkatnya sektor ekonomi, pendidikan, kesehatan dan kualitas sumber daya manusia. Harapannya, kedepan desa-desa kita di Indonesia semakin kuat serta memiliki kualitas-kualitas manusia yang baik.

Di era pembangunan ini, desa secara terus mengalami perubahan. Perubahan itu saling kait-mengkait antara aspek satu dengan aspek yang lain. Baik dari segi pendidikan, ekonomi, budaya, politik pemerintahan, serta banyak hal lain yang tidak terpisah dari masyarakat itu sendiri. Perubahan dalam pendidikan misalnya, masyarakat desa dituntut agar memiliki kualitas sumber daya manusia yang lebih baik. Kemudian perubahan pada aspek ekonomi, isu kemiskinan selalu tidak terpisakan dari masyarakat desa. Meski sebenarnya hanyalah persepsi orang kota yang selalu memandang orang desa itu selalu identik dengan kemiskinan. 

Padahal bagi masyarakat desa, memilih survive dengan keadaan mereka berkerja sebagai petani adalah lebih dari cukup. Meskipun dari hasil yang mereka kerjakan hanya bisa memenuhi kebutuhan rumahtangga saja (subsisten). Hanya saja, tantangan yang mereka alami saat ini adalah masuknya mekanisasi pertanian yang menuntut adanya keterampilan baru bagi setiap pekerja. Para petani kini mulai menggunakan mesin pengolah sawah dengan keberanian meminjam modal dalam jumlah besar. Dan ketika hal ini tidak diimbangi dengan sistem organisasi dan manajemen yang kuat, maka yang terjadi adalah tunggakan kredit dimana-mana. Realitas, banyak petani memilih untuk menjual sawah karena sudah tidak memiliki kemampuan modal dalam mengembangkan usaha tani mereka. 

Hal ini tentu membawa perubahan budaya tani masyarakat desa, sebagai akibat dari hadirnya modernisasi ditengah masyarakat yang belum siap untuk mengembangkan sesuatu yang baru. Masuknya teknologi baru di pedesaan menyebabkan kegiatan saling membantu dan kerjasama semakin menipis. Penggunaan tenaga mesin yang menggantikan tenaga manusia (mekanisasi) menyebabkan hubungan pekerja bersifat kontrak. Tenaga kerja yang berkembang adalah tenaga kerja dengan kemampuan terbatas. Lambat laun, di pedesaan akan muncul organisasi formal tenaga kerja sebagai akibat terspesialisasi dan meningkatnya pembagian kerja. 

Namun disisi lain, bagi kalangan petani yang memiliki wawasan lebih luas dan terbuka, menerima perubahan ini sebagai upaya untuk menuju kepada kecenderungan mencari sistem yang lebih terbuka sebagai jalan keluar terbaik bagi kegiatan produksi yang tengah dijalani. Kalangan petani ini cenderung mempertahankan usaha taninya dengan mengandalkan diri sepenuhnya (atau sebagian) kepada ketersedian input eksternal. Bagi mereka, moderniasasi dapat membuka peluang inovasi. Dan inovasi yang selaras dengan kebutuhan pertanian adalah inovasi yang berkaitan erat dengan input industri dan proses industrialisasi serta pemasaran yang baik. 

Dari kondisi tersebut diatas, kita bisa saksikan ketika desa-desa mulai terjamah oleh kemajuan teknologi, budaya mulai tergerus dengan hadirnya modernisasi yang berhasil mengikis budaya-budaya lokal. Kita bisa saksikan perubahan sosial itu mempengaruhi tradisi menanam yang menjadi warisan para leluhur. Masyarakat desa memilih untuk menjual tanah dan sawah lalu beralih ke usaha lain. Pemuda-pemuda desa pun memilih untuk mencari kerja ke kota dan tidak ingin mewarisi pekerjaan bertani orang-orang tua mereka. Fenomena perginya anak muda dari desa dan pertanian dapat kita lihat dimana-mana. Mereka menganggap hidup di desa dan berkeja sebagai petani adalah hidup yang tidak menjanjikan.

Kedepannya, desa-desa kita di Indonesia akan semakin modern. Masyarakat melihat ini sebagai penunjang kehidupan. Meski sebenarnya dampak dari perubahan itu, masyarakat menjadi sulit terkontrol. Perubahan sosial membuat masyarakat desa memiliki perubahan cara berpikir dari non analitik menjadi analitik. Masyarakat akan lebih rasional dalam berpikir dan mengelola apa yang dikerjakannya. Masyarakat desa yang tadinya mengelola sumber daya yang didasari kebiasaan, berubah kearah efisiensi teknis maupun ekonomis. Sistem ekonomi yang subsistem dengan insentif moral dan sosial bergeser menjadi sistem ekonomi yang mengejar pemuasan kebutuhan berlimpah dengan mekanisme pasar. Pola perekonomian masyarakat yang tadinya produktif, berubah kearah yang konsumtif.

Perubahan sosial dapat dikatakan sebagai suatu perubahan dari gejala-gejala sosial yang ada pada masyarakat. Perubahan sosial meliputi struktur, fungsi, nilai, norma, pranata, dan semua aspek yang dihasilkan dari interaksi antar manusia, organisasi, atau komunitas. Termasuk perubahan dalam hal budaya. Jika perubahan sosial dapat bergerak ke arah suatu kemajuan (progress), pastinya masyarakat akan berkembang. Sebaliknya, perubahan sosial bisa menyebabkan kehidupan masyarakat mengalami kemunduran (regress). Perubahan sosial inilah yang terjadi dalam masyarakat desa. Masyarakat desa mulai mengenal kebudayaan-kebudayaan dari luar. Meski begitu, tidak semua masyarakat desa mau menerima nilai-nilai baru dari modernisasi.

Perdebatan tentang perubahan sosial memang tidak pernah selesai untuk dibicarakan. Ada yang optimis dan pula yang pesimis dengan perubahan sosial. Dalam ilmu sosial, ada tiga dimensi waktu yang berbeda yakni; dulu (past), sekarang (present), dan masa depan (future). Oleh karenanya, masalah sosial terkait perubahan merupakan masalah yang pelik untuk diatasi. Hampir semua masalah sosial yang muncul adalah dampak dari perubahan. Tidak hanya itu, masalah lain dari adanya perubahan ini merembes hingga ke masalah lingkungan. Dampak ekologis ini akibat prilaku hidup masyarakat yang berubah dan tidak lagi memperhatikan kondisi alam.

0 komentar:

Post a Comment

Popular Posts