![]() |
sumber: foto yadilaode |
GEMURUH, langit biru berubah
gelap, mendung, awan tebal tak lagi mampu menahan beban air hingga tumpah dan
membasahi seluruh alam semesta. Gemuruh dan petir disana-sini. Langit kembali menunjukkan
keperkasaannya, langit seakan marah. Aku yakin kamu pasti tahu, semua orang pun
tahu. Aku sadar, tidak semua berbahagia ketika langit berubah gelap. Aku yakin
tidak semua menginginkan hujan turun sederas kali ini. Aku tak tahu harus
mengatakan apalagi, biarkan angin yang menyapu semua ini.
“Hujan pernah merebut seseorang dariku. Ia merampas
kebahagiaan yang tumbuh di dadaku. Ia memaksa aku menjadi sendiri.
Hujan juga pernah membuat janji kepadaku. Ia
tak akan jatuh lagi di mataku. Namun ia berdusta, ia meninggalkan aku tanpa
permisi.
Saat aku merasa hujan hanya datang untuk
menyakiti, kamu hadir. Mengajarkan aku bahwa Tuhan tak menciptakan hujan untuk
bersedih, tetapi Ia menyiapkan hujan untuk merasa kita pulih.
Aku sadar, terkadang orang yang kita cintai
diciptakan Tuhan bukan untuk dimiliki, tetapi aku ingin Tuhan menciptakanmu
untuk memilikiku” Boy Candra, Setelah Hujan Reda.
Nb: Disaat waktu luang, disaat
hujan, disaat tak tahu harus berbuat apalagi.
Bogor, 3 April 2016
0 komentar:
Post a Comment