Dulu kita semeja, bersama segelas kopi.
Dulu kita semeja, bercerita dengan dinginnya malam.
Dulu kita semeja, dengan canda dan tawa.
Aku tahu kau tak suka pahitnya kopi, tapi demi manisnya cinta kau relakan seteguk dua teguk.
Dulu kita semeja, bersama kopi dan pekatnya malam.
Dulu kita penikmat kopi, sampai pagi menyambut hari.
Dulu kita pernah merasakan pahit manisnya kopi.
Tetapi itu dulu dan entah kapan lagi kita bisa semeja, bersama malam, segelas kopi dan tawamu.
Itu dulu…
Bogor, 20 April 2016
0 komentar:
Post a Comment