Sunday, December 18, 2016

Surat Rachel Untuk Dian


Dik, semoga kau dalam keadaan baik-baik saja.
Malam ini sengaja ku buat panjang, biar tulisan ini bisa mengalir dengan tenang dalam suasana hening. 

Dik, setelah beberapa lama tak bertemu, kekhawatiran selalu saja datang meneror. Kau pasti tahu itu, sekalipun kadar kekhawatiran kita berbeda-beda. 

Dik, aku tahu kita butuh lebih banyak kesibukan agar tidak larut dalam suasana romantisme. Cukup jauh jalan yang pernah kita lalui, sehingga sulit memutar kembali waktu untuk mencari jalan mana saja yang sudah kita lewati.

Dik, sudah terlalu banyak kata-kata yang pernah kita ucapkan, maka terkadang satu kata sekalipun itu tak lagi memiliki makna. 

Dik, aku tak tahu kau dengan siapa, dimana, dan mau kemana. Aku tak ingin menggali lebih dalam tentang dirimu, sebab aku tahu kau berhijab, beragama, dan ber Tuhan. Jika kau penuhi semua kategori itu, berarti aku tak pernah meragukan posisimu saat ini. 

Dik, apa lidahku pernah salah saat menegurmu, kau tersinggung, kau marah? jika benar, apa dengan begitu kau harus mencari lidah lelaki lain yang cocok dengan lidahmu? Ah, semua bisa saja. Dengan begitu, kau memiliki hak untuk melepas semua penanda di anggota badan itu. 

Dik, ketika seorang perempuan begitu mencintai duniawinya, maka konsep "mencari lagi" lebih banyak di dasarkan pada nafsu dunianya, sehingga dia memperlakukan lelaki layaknya barang-barang yang bisa dipakai pada saat dia suka. Disnilah masalah itu selalu terjadi, ia tak bisa menjadi penyeimbang dalam hubungan. 

Dik, disinilah tantangan terbesar perempuan, ia harus selesai dengan dirinya sendiri dulu, karena laki-laki dihadirkan padanya sebagai imam, pemimpin, dan bukan sebagai barang rongsokan.

Dik, apa kau rasakan cuaca malam di luar sana begitu dingin? Ya, aku dapat merasakannya, sedingin hubungan kita saat ini.


1 Desember 2016
Saat malam dan dingin berakrab


Rachel

0 komentar:

Post a Comment

Popular Posts