![]() |
Teluk lasongko |
PAGI di teluk Lasongko. Matahari mulai menyengat, menyelinap masuk diantara dinding-dinding papan sebuah rumah panggung, tempat kami diberi tumpangan.
***
KEBETULAN waktu itu sedang libur sekolah. Anak-anak muda desa sedang ramai di pinggir pantai. Makanya sejak pagi buta mereka sudah dilaut. Kadang menyuluh ikan saat air laut sedang surut. Kalau air laut surut, bisa sampai satu kilometer jaraknya.
Para nelayan, yang kebanyakan dari mereka masih muda, lebih tepatnya usia dewasa, ada yang masih remaja, bergegas ke perahu, membunyikan mesin lalu melejit diatas air. Di usia produktif seperti itu, waktu mereka lebih banyak diwakafkan untuk bekerja, mencari nafkah di laut.
Sama ketika waktu sekolah tiba. Tidak untuk ke laut, ke kebun atau bermain sepakbola. Jam berlajar di sekolah dimanfaatkan dengan sebaik-baik mereka menimba ilmu di bangku pendidikan. Bagi mereka, sekolah adalah tuntutan mendapat pengajaran. Sementara di rumah, adalah tuntutan menyambung hidup, menjalani hari-hari dari aktivitas menjaring atau menebar jala ikan di laut.
Sejak malam, kami sudah merancang kegiatan pelatihan untuk masyarakat desa, khususnya bagi komunitas anak-anak muda desa. Kegiatan itu difasilitasi oleh Wahana Lingkungan Hidup Indonesia atau Walhi Sultra. Kegiatan tersebut diniatkan untuk meningkatkan pemahaman warga desa mengenai isu-isu ekologi, serta membangun kesadaran mereka dalam menjaga keseimbangan ekosistem.
Ini menjadi komitmen Walhi. Informasi dan pemahaman seperti itu dapat disemai agar ada kesadaran setiap kita demi mewujudkam lingkungan yang berkelanjutan. Melalui kegiatan itu, Walhi berharap akan tumbuh komunitas-komunitas anak muda desa yang fokus kerjanya pada misi penyelematan lingkungan.
![]() |
Saat sedang berlangsung kegiatan pelatihan Walhi |
Anak-anak muda desa bisa lebih kritis dalam melihat persoalan. Karena mereka punya diferensiasi dari anak muda perkotaan yang cenderung apatis dan pasif. Anak muda desa punya semangat kolektif ketimbang anak muda kota yang individual dan kadang anti sosial.
Seperti halnya anak-anak muda di desa ini. Tidak sedikit kontribusi atau dedikasi yang sudah mereka berikan kepada desa. Mulanya dari kumpul-kumpul biasa, membentuk komunitas dan mulai tergerak dalam setiap kegiatan sosial dan lingkungan. Selain itu, mereka juga aktif di sosmed, melakukan promosi objek-objek wisata yang ada di desa mereka.
Di setiap kegiatan yang mereka lakukan, para anak muda desa sering melakukan sosialisasi. Juga kerap seminggu sekali melakukan bakti sosial, aksi bersih-bersih pantai yang mereka sebut. Kegiatan-kegiatan kecil, tapi bisa memberi dampak ke banyak hal. Hal yang paling penting, bisa menghilangkan kebiasaan buruk masyarakat, budaya yang hampir mengakar, yakni kebiasaan nyampah.
Aksi mereka kadang menyasar objek-objek wisata yang ramai dikunjungi masyarakat. Mereka juga membuat bahan kampanye, papan informasi dan tempat sampah disekitar objek itu.
Di kegiatan Walhi di desa Batubanawa, anak-anak muda desa begitu antusias mengikuti rangkaian materi selama dua hari. Hari terakhir, mereka menyusun Rencana Tindak Lanjut (RTL), membuat peta desa secara partisipatif. Mereka diberi alat gambar, kemudian secara bersama menentukan letak-letak bangunan, membuat jalur dan nama nama jalan, menandai spot-spot wisata, serta memetakan letak potensi sumber daya alam yang kini dikembangkan masyarakat desa. Tapi, proses pembuatannya dilakukan dengan amat sederhana dan dengan alat gambar seadanya.
Mula-mula, banyak coretan dan kesalan ketika mereka menentukan tempat-tempat di dalam gambar peta. Tapi mereka terus mencoba, mengumpulkan keping demi keping ingatan mereka. Diskusi mereka bangun agar ada pendapat, saran dan masukan. Juga untuk mengkonfirmasi lokasi, benar atau tidak. Makanya mereka terjun langsung ke lokasi untuk memastikan tempat-tempat itu.
Selain menjadi media pembelajaran, peta desa yang mereka buat itu akan bermanfaat karena memberi informasi bagi orang-orang baru yang datang di desa mereka.
Apapun itu, semangat koletivitas mereka begitu tinggi. Rasa persaudaraan diantara mereka juga kuat. Mereka aktif diberbagai kegiatan desa. Pada akhirnya mereka dapat memahami dan tergerak untuk berbuat sesuatu demi lingkungan, demi desa, kampung kecil mereka di pesisir teluk Lasongko Mawasangka Timur.
Mereka juga tak tanggung-tanggung melancarkan kritik terhadap siapa pun yang mencemari dan merusak lingkungan. Sama seperti mereka dengan cepat merespon pembangunan tempat pembuangan akhir sampah (TPA), yang rencanannya akan dibangun di sebelah utara, tak jauh dari desa mereka. Bagi mereka, sudah saatnya bergerak melawan.
***
BUTON TENGAH atau Buteng memang belum lama keluar dari induknya, yakni Kabupaten Buton. Setelah resmi menjadi daerah otonom tahun 2014, sebagai anak baru di wilayah Sulawesi Tenggara, Buteng mulai merias diri, menata wilayahnya agar tampak menjadi sebuah kota.
Sebuah kota tidak hanya identik dengan bangunan-bangunan megah, tapi juga urusan lingkungan, masalah limbah ataupun sampah. Nah urusan sampah kota menjadi urusan dan tanggungjawab pemerintah daerah agar menyiapkan tempat pengolah atau tempat akhir pembuangan sampah yang jauh dari pemukiman dan dipastikan tidak menimbulkan keresahan sosial. Mengingat besarnya potensi gangguan terhadap lingkungan, maka pemilihan lokasi TPA harus dilakukan dengan sangat hati-hati.
Namun keputusan pemerintah daerah Buton Tengah menetapkan lokasi TPA dinilai grasa-grusu, atau terlalu gegabah. Belakangan, rencana pembangunan TPA itu mendapat penolakan dari warga. Memang mengherankan, tanpa ada pertimbangan lain, sang Bupati menyerukan agar segera dibangun tempat pembuangan akhir sampah (TPA) dikawasan desa Batubanawa Kecamatan Mawasangka Timur.
Tentu warga desa dengan keras menolak. Terlebih bagi anak-anak muda desa, mereka begitu geram mendengarnya. Mereka mengadakan aksi protes. Beberapa kali melakukan demonstrasi dan meminta kepada pemerintah daerah agar lokasi pembuangan akhir sampah ditinjau kembali karena lokasi yang dimaksud di desa mereka tidak sesuai peruntukannya.
Gelombang aksi penolakan terus dilakukan oleh kelompok pemuda desa. Namun tak jarang, gerakan mereka mendapat teror, intimidasi dari oknum birokrasi. Beberapa dari mereka di imingi sesuatu, mau diberi duit agar aksi penolakan tidak lagi dilakukan. Tapi sepertinya anak-anak muda desa itu punya komitmen yang kuat dalam garis perjuangan. Hingga pada akhirnya, sekelompok pasukan bertopeng yang tak dikenal menghadang long march, aksi mereka. Satu diantara mereka menjadi korban pemukulan dari orang tak dikenal. Wajahnya lebam kena hantaman.
Saat Walhi meninjau lokasi yang dimaksud, memang jarak antara lokasi yang rencananya akan dibangun “tong sampah raksasa” itu cukup dekat dengan perkampungan warga. Lebih dekat lagi dengan bibir pantai dan laut, kawasan ekosistem yang dihuni oleh beragam jenis ikan dan biota.
Penolakan warga bukan tanpa alasan, mereka sangat mengkhawatirkan dampak yang timbul dari keberdaaan TPA yang cukup dekat dengan tempat tinggal mereka. Tidak ada penjelasan yang pasti dari pemerintah daerah mengenai pembangunan TPA. Terlebih sosialisasi kepada publik terkait kajian lingkungan, bagaimana metode pengolahan atau sistem operasionalnya, sehingga TPA memang benar-benar dianggap aman dan layak untuk dibangun di desa itu.
![]() |
Rapat dengar pendapatan di kantor DPRD Buteng (Dok. Amrin) |
Entah apa yang ada di kepala sang Bupati, yang mau menjadikan kawasan pesisir itu sebagai lokasi pembuangan akhir sampah. Padahal kalau dilihat, tempat itu merupakan kawasan bebatuan yang berongga, atau memiliki banyak celah yang mudah di aliri air. Maka bisa dipastikan, sampah-sampah basah yang menumpuk, yang jumlahnya berton-ton itu kelak airnya akan meresap dan mengalir kemana-mana hingga mencamari laut dan air di dalam gua.
Kabupaten itu dikenal memiliki banyak gua. Tidak sedikit warga memanfaatkan air di dalam gua-gua sebagai kebutuhan rumah tangga. Masalah ini yang belum clear untuk dikaji lebih jauh oleh pemerintah daerah. Mungkin saja mereka tahu, tapi dikesampingkan demi meraup keuntungan dari adanya proyek pembangunan daerah. Sungguh, ini miris.
***
BUTENG tidak hanya unik, tapi juga khas dengan wisata gua nya. Potensi wisatanya menjadi daya tarik tersendiri daerah itu. Adat dan tradisi hingga kini juga masih hidup dan terjaga. Kekayaan sumber daya alamnya cukup berlimpah, baik di laut dan di darat. Potensi sumber daya lautnya bisa kita lihat di desa-desa pesisir. Nelayan melakukan budidaya rumput laut, ikan dan kepiting rajungan. Sementara di sektor perkebunan, jambu mete menjadi komoditi yang sejak lama dikembangkan masyarakat tani. Sayang kalau pemerintah tidak melihat ini sebagai suatu peluang untuk digenjot demi memakmurkan rakyat disana.
Sebagai daerah yang baru mekar, Buteng memang sedang gencar melakukan berbagai upaya pembangunan. Infrastruktur dan perbaikan layanan dasar menjadi prioritas untuk segera dikerjakan. Dalam pemerintahan, selalu ada target-target. Ada capaian yang harus dikejar. Apalagi ini daerah Daerah Otonomi Baru (DOB). Statusnya masih dalam pengawasan pemerintah pusat. Kalau tidak ada progres dan mencapai target, pemerintah pusat akan mengambil alih dan dikembalikan lagi ke induk.
Tapi apapun kerja keras pemerintah dalam membangun daerah, bukan menjadi alasan untuk memaksakan suatu pembangunan dengan mengabaikan banyak aspek sosial dan lingkungan. Salah satunya memaksakan pembangunan TPA, dengan meligitimasi banyak kesalahan.
***
Hmm… Tampak semburat merah di langit biru. Matahari perlahan tenggelam di balik bukit. Hari sudah memasuki malam. Perahu-perahu mulai merapat ke dermaga. Satu per satu nelayan merapikan jaring dan bergegas kembali ke rumah. Berharap, hari esok akan lebih baik lagi.
Buteng, 20 Februari 2019
ReplyDeleteGames Taruhan Online Sabung Ayam Live Terlaris Di Indonesia
Ayo Saksikan Pertandingan Secara Live dan Gratis Setiap Hari
Kemudian Pilih Ayam Jagoanmu Lalu Menangkan Puluhan Juta Rupiah
Banyak Promo Dan Bonus Berlimpah Menantimu
Mari Kunjungin Segera Website kami :
www(titik)bolavita(titik)vip
www(titik)sateayam(titik)club
www(titik)pokervita(titik)live
Info Lebih Lanjut Bisa Hub kami Di :
Live Chat Online 24 JAM NONSTOP !!!
WA : +628122222995
Pin BBM : BOLAVITA / D8C363CA (NEW)
Untuk yang lagi galau, yang lagi bosan tidak tahu mau ngapain,
ReplyDeletetenang,,sekarang ada yang akan menghibur kalian sekaligus
mengisi hari-hari kalian dengan games" online yang pastinya tidak akan
mengecewakan kalian deh...
yuk ikutan gabung bersama Pesonavip.com
Dapatkan Bonus Rollingan TO Sebesar 0,3 - 0.5% / Hari
Bonus Referral Sebesar 20% Seumur Hidup
* Minimal deposit hanya Rp 20.000
* Minimal tarik dana Rp 20.000
* Dilayani oleh CS profesional dan ramah
* 24 jam online
* Proses Depo & WD super cepat
* No ROBOT MURNI PLAYER VS PLAYER
* kamu berkesempatan menangkan Jackpot setiap harinya.
Info lebih lanjut silahkan hubungi CS 24 Online Setiap hari melalui :
* PIN BBM : pesonaqq
* WA : +85587984700
Link Alternatif : Pesonavip.com
Salam Sukses Pesonaqq.com
Numpang ya min ^^
ReplyDeleteAyo buruan bergabung di www.kenaripoker.com
Bonus new member 50% hanya deposit Rp 10.000 sudah bisa mainkan banyak game disini, server baru dengan keamanan dan kenyamanan yang lebih!
hanya di kenaripoker . com
WHATSAPP : +855966139323
BBM : KENARI00
LIVE CHAT : KENARIPOKER . COM
ALTERNATIVE LINK : KENARIPOKER . COM
fafaslot
ReplyDeletejoker123
vivoslot
play1628
https://taruhanslot.net/perbedaan-judi-game-slot-joker123-dan-vivoslot/
BONUS 10% MEMBER BARU SLOT VIVOSLOT, JOKER123, PLAY1628
Judi Slot Bolavita Bisa Deposit Via OVO & GO-Pay.
Taruhan Slot Deposit Via Pulsa XL & TSEL 25rb.
INFO Pendaftaran Slot Online : http://159.89.197.59/register/
INFO Artikel Slot Online : https://taruhanslot.net
WITHDRAW BESAR
JACKPOT BESAR
SLOT GAMES!!
Buruan Daftar , Main dan Withdraw Bersama Agen Judi online BOLAVITA kembali.
Telegram : +62812-2222-995
Wechat : Bolavita
WA : +62812-2222-995
Line : cs_bolavita