Saturday, November 9, 2019

Membaca Surat Terbuka Dosen Untuk Nadiem

Nadiem Makarim. Source: BBC
Seorang tenaga pendidik di satu perguruan tinggi di Jogja mengirim surat terbuka kepada Nadiem, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Ia mengkritik program-program yang dibuatnya tidak sesuai ciri khas pendidikan kita dan jauh dari apa yang ia harapkan. Ia menilai, 10 program yang dirumuskan Nadiem di kementeriannya itu justru merugikan anak didik nantinya. Makanya ia berpesan: "jernilah dalam berpikir dan hati-hatilah dalam bertindak. Ini Indonesia."

Dosen itu mengaku telah bekerja 30 tahun lebih dalam dunia akademik. Sayangnya ia pesimis dengan gebrakan Nadiem mengurusi pendidikan. Ia takut kebijakan Nadiem akan merusak tatanan pendidikan Indonesia yang telah berjalan lama. Dalam surat terbukanya, ia menyatakan Mendikbud gagal paham.
"Bapak adalah orang baru di dunia pendidikan dan riset, jadi sekali lagi mohon berpikir jernih dan hati-hati," katanya.
Kita telah melewati rezim ke rezim, dengan Menteri Pendidikan dari berbagai latar pendidikan dan juga profesi: politisi, birokrat sampai akademisi. Kita belum terlalu tahu seperti apa founder - bos ojek online menahkodai kementerian itu. Soal keahliannya seperti apa, dia adalah lulusan satu kampus ternama di AS.

Di rezim era sekarang, perlu ada warna berbeda dari yang sebelum-sebelumnya dalam mengurusi negara. Yang pimpin pun mesti sedikit "gila" tapi punya semangat tinggi. Ia harus keluar dari sistem lama yang kuno. 

Setiap tahun anggaran nasional pendidikan itu tidak sedikit. Ada 492,5 Triliun rupiah (11,3%), yang dialokasikan supaya generasi-generasi kita bisa pintar dan berkualitas. Artinya dengan duit sebesar itu bukan tidak mungkin ide Nadiem si bos Gojek yang  kini menjadi leader di Kementerian Pendidikan itu mampu mengubah sistem pendidikan jadul menjadi lebih modern. 

Kita lihat saja dulu apa yang pak menteri kerjakan dengan gagasan yang ia punya. Ya kita berharap kurikulum dibuat agar lebih mudah di pahami dan mencerdaskan setiap pelajar dan mahasiswa yang ada di seluruh pelosok nusantara. Kita inginkan akses pendidikan itu tidak sulit. Seperti saat sedang lapar, kita tinggal pesan makan melalui aplikasi di smartphone. Tinggal klik, beberapa saat kemudian munculah bapak Ojol mengantar Coto. 

Kalau ada yang gampang, kenapa mesti muter-muter cari cara. 


0 komentar:

Post a Comment

Popular Posts