Tuesday, December 3, 2019

Berobat ke Dokter


2011 lalu kami pernah investigasi beberapa klinik di satu daerah. Hasilnya, kami temukan tabung oksigen dan beberapa peralatan medis yang memiliki watermark Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD). 

Fakta lain, pelayanan dokter di RSUD kurang maksimal. Terlihat tidak ramah dan pelit senyum saat berhadapan dengan pasien. Tapi saat pasien dirawat di klinik swasta milik dokter, pelayanannya full time, senyum dokter merekah bisa 24 jam. Karena bagi sebagian dokter, nota tagihan yang paling penting dari sekedar menyembuhkan penyakit. 

Profesi dokter itu sangat mulia. Tugasnya adalah pengabdian. Saya pernah bertemu banyak orang tua di kampung-kampung, yang kalau sakit mereka tidak berani ke dokter atau rumah sakit. Mereka lebih baik berobat di rumah, dengan memakai cara tradisional.

Sebenarnya mereka bukan tidak mau dengan pengobatan medis, tapi bagi masyarakat yang ekonominya lemah, mereka hanya takut mendengar kalimat: "Pak/Bu, total tagihannya sekian juta. Itu sudah termasuk dengan sarapan bubur telur dan sepotong buah semangka."

Tapi itu dulu, sebelum BPJS menjadi kartu sakti yang sedikit membantu masyarakat untuk mengakses layanan kesehatan. Sekarang tinggal dokternya, apakah mereka benar-benar menjujung tinggi profesinya sebagai seorang yang memiliki ilmu untuk berusaha menyembuhkan penyakit, atau sebagai pebisnis yang mencari keuntungan dari orang-orang sakit?

Kalau memang begitu, kenapa dulu kuliah tidak masuk jurusan bisnis.

0 komentar:

Post a Comment

Popular Posts