Ujian Nasional atau ujian menghafal sudah lama membudaya di sekolah-sekolah. Dulu setiap kali menghadapi ujian nasional, paniknya minta ampun. Pelajaran yang diterima dari guru seperti hilang begitu saja. Sulit mengingat kembali apa-apa yang pernah disampaikan di ruang kelas itu.
Metode belajar era dulu kami kenal dengan metode semi militer. Di kelas, ada saja betis atau telapak tangan yang memerah. Biasanya hadiah itu diterima ketika tidak mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan guru. Mistar tebal dan penghapus papan menjadi benda multi fungsi selain telapak tangan guru. Secara psikologis, sangat mengganggu kejiwaan dan semangat belajar. Setiap sekolah, selalu ada sosok guru yang paling ditakuti.
Sekolah dulu seperti perusahaan pabrik. Setiap Bel pagi semua murid berbaris di halaman sekolah, setelah itu masuk dengan tertib dalam ruang kelas. Hari-hari di sekolah dilalui dengan berat, karena ada wajah-wajah garang mengajar di kelas.
Untuk keluar dari tekanan itu, pilihannya adalah bolos sekolah. Bolosnya anak-anak dulu paling seru kalau di kejar-kejar penjaga sekolah. Guru suka intip-intip dari jendela. Dan yang paling menegangkan, Senin sehabis upacara di lapangan sekolah, para pembolos di undang khusus oleh kepala sekolah. Seperti menerima penghargaan begitu, dan disaksikan oleh seluruh dewan guru dan siswa lainnya, sampai acara selesai, sampai matahari panas terik dan Bel sekolah berbunyi tanda pulang.
Guru-guru sekolah zaman old sebenarnya tidak salah dalam mendidik murid-muridnya. Karena sistem membentuk mereka untuk bertindak seperti itu. Guru-guru dulu hanya belum menemukan cara yang tepat untuk mendidik anak-anaknya secara humanis dan tanpa pilih kasih.
Saat ini kita melihat ada harapan dengan sistem pendidikan di tanah air. Semoga setiap pembelajar menerima transfer pengetahuan dengan merdeka di ruang belajar. Semoga pendidikan membentuk kita untuk memiliki nalar dan karakter yang baik. Karena pendidikan agama saja tidak cukup.
Dengar-dengar pemerintah mau menghapus Ujian Nasional. Berarti tidak ada lagi ketakutan setiap pelajar menjelang ujian. Tidak perlu lagi ada ritual-ritual khusus malam agar ujian bisa dihadapi esok. Juga tak perlu bawa jimat di ruang kelas biar gurunya keok saat membuka contekan. Kalau ujian sudah dihapuskan, berarti botol air yang pernah didoakan nenek di kampung tidak perlu diwariskan.
0 komentar:
Post a Comment