Friday, December 18, 2020

Tradisi Mata'a Galampa

 


Setiap tahun Mata'a Galampa digelar oleh masyarakat Cia-Cia di Pulau Buton, sebagai ungkapan rasa syukur atas keberlimpahan sumber daya alam dari Sang Maha Pencipta. 

Tradisi Mata'a Galampa dirayakan setiap bulan November bersamaan dengan musim tanam oleh masyarakat Sempa-sempa, Desa Lapandewa Makmur, Kecamatan Lapandewa, Kabupaten Buton Selatan. 

Siang itu masyarakat desa sudah memadati Baruga, bangunan panggung kayu tempat musyawarah adat. Para tetua adat duduk bersila untuk melakukan ritual Sampua Galampa. 

Acara dibuka dengan Tari Bhatanda. Tari ini memberi arti hubungan kerjasama antar masyarakat serta kebiasaan mereka mengelola hasil-hasil alam.

Tarian itu diperagakan oleh tetua-tetua adat, di mana setiap gerak hentak kaki dan ayunan tangan mengikuti irama gendang dan gong. Tari Bathanda memiliki arti: di manapun kaki melangkah, di situ rezeki yang bisa di dapat. Rezeki di dapat dari setiap usaha dan perjuangan.

Saya mengikuti prosesi itu dan duduk di antara orang-orang tua adat. Usai doa dipanjatkan, beberapa orang berkemeja putih berduyun-duyun masuk mengantar wadah (talang) yang berisi berbagai olahan makanan dari hasil panen, jerih payah masyarakat. 

Saya coba mengintip isi talang dengan membuka tudungnya. Isinya bermacam-macam. Ada nasi pulut, ayam, pisang rebus, kambewe, waje, epu-epu, bolu, dan baruasa. Tentu nama-nama penganan ini terasa asing bagi masyarakat luar Buton. Tapi menu makanan itu selalu menyatukan orang-orang Buton di tanah rantau.

Menu tradisional yang dimiliki masyarakat Buton menjadi hidangan di setiap acara adat. Bahan baku pada olahan makanan di dapat dari aktivitas berkebun mereka di tanah gersang dan bebatuan. 

Tetapi apa yang mereka tanam dan panen adalah anugerah dan nikmat yang diperoleh dari Sang Maha Pemurah. Suatu kesyukuran karena dengan segala keterbatasan, letak geografis, iklim dan kondisi tanah di desa mereka, Tuhan melimpahkan sumber daya alam yang hingga kini terus dimanfaatkan.

Di akhir prosesi, kami dipersilahkan makan. Masing-masing orang mendapat satu talang. Setiap talang terisi penuh dengan berbagai jenis olahan makanan. Kami wajib menghabiskan isi talang itu. Tapi, sungguh perut mungilku sudah tak sanggup lagi untuk bekerja.

Makanya kami diberi tas untuk mengisi sebagian makanan dan diberikan kepada orang-orang tua adat dan masyarakat desa sebagai ungkapan rasa terimakasih atas jasa dan tanggung jawab yang telah diberikan untuk menyelenggarakan acara adat Mata'a Galampa.

0 komentar:

Post a Comment

Popular Posts