Monday, March 10, 2025

Berkebun Tanpa Tanah

 

Seorang ilmuwan dari Universitas California, William Frederick Gericke tahun 1930-an mengembangkan metode bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam. Dari situlah istilah Hidroponik dipopulerkan. Hidroponik adalah teknik budidaya tanaman yang memanfaatkan air sebagai media tanam, dengan memberikan nutrisi yang dibutuhkan tanaman melalui air. Dalam hidroponik, akar tanaman tumbuh dalam larutan nutrisi atau media tanam seperti kerikil, pasir, sabut kelapa, atau rockwool. 

Nah, prinsip dasar hidroponik itu adalah menyediakan nutrisi dalam bentuk larutan air, menyediakan oksigen untuk akar, menyediakan penyangga agar tanaman berdiri tegak, serta mengendalikan suhu, cahaya dan kelembaban. 

Lalu apa keuntungan metode hidroponik dibanding dengan menanam di tanah?

Pertama, bisa memanfaatkan ruang sempit, artinya kita tidak perlu lahan berhektar-hektar untuk menanam.  Kedua, kita lebih mudah mengontrol pemberian nutrisi ke tanaman, lebih efisien dan akurat. Sementara tanam di tanah kontrol nutrisinya lebih sulit karena dipengaruhi oleh kondisi tanah. Ketiga, penggunaan air di hidroponik lebih sedikit karena air dapat didaur ulang. Sementara tanaman di tanah.  sangat bergantung ketersediaan air di alam. Keempat, adalah pertumbuhan tanaman di hidroponik lebih cepat karena nutrisi tanaman terus dikontrol. Sementara tanaman di tanah pertumbuhannya lebih lambat karena akar harus mencari nutrisi di dalam tanah. Kelima, pengendalian hama dan penyakit tanaman. Di hidroponik kita lebih mudah mengendalikan hama penyakit, sementara di tanah lebih sulit karena lingkungan terbuka.

Apakah kita menanam di tanah atau hidroponik, masing-masing cara dan media tanam punya kelebihan dan kekurangannya. Soal biaya, hidroponik butuh banyak biaya di awal karena membutuhkan peralatan dan sistem yang lebih kompleks. Tetapi hidroponik biaya operasionalnya lebih rendah. Berbeda dengan tanam di tanah, petani memang tidak butuh banyak biaya di awal. Tetapi saat semua menanam, mereka butuh banyak biaya, terutama untuk pupuk dan pengendalian hama.

Overall, hidropronik memang lebih unggul dibanding media tanam di tanah. Meskipun skala jumlah produksi berbeda dengan tanaman di tanah, namun hidroponik menawarkan kualitas tanaman dan waktu panen yang bisa diatur. Dalam banyak kesempatan saat bertemu kelompok-kelompok tani dampingan, saya sering mendengar keluhan petani dari tahun ke tahun banyak yang mengalami gagal panen karena kondisi iklim dan serangan hama penyakit. 

Di akhir tahun 2022 hingga awal 2023 kami pernah melakukan riset tentang adaptasi perubahan iklim terhadap rumah tangga petani kelapa di Kabupaten Buton. Yang kami temukan, rata-rata petani kelapa di Kecamatan Siotapina, Lasalimu Selatan dan Lasalimu mengalami penurunan produksi dari tahun ke tahun. Masalahnya adalah serangan hama yang merusak tanaman dan kondisi iklim yang tidak menentu sehingga produksi dan kualitas tanaman menurun. Akibatnya pendapatan ekonomi rumah tangga mereka menurun jika dibanding tahun-tahun sebelumnya. 

Banyak pelajaran yang bisa kami petik selama mendampingi dan live in bersama mereka yang hari-harinya bergumul dengan tanah, cangkul dan hewan ternak. Dalam periode 2022 sampai 2023 kami pernah menyalurkan 105.000 bibit tanaman ke petani, dari sebuah proyek karbon yang didanai oleh lembaga dari salah satu negara di Eropa. Sayangnya survival rate tanaman cukup jauh dari apa yang diharapkan, kira-kira hanya 40-50% saja yang bisa bertahan. Dalam periode tahun itu memang iklim cukup ekstrim, suhu bumi meningkat, sebagaimana laporan BMKG. Banyak lahan pertanian yang kering dan sebagian lahan petani dilalap api. Belum lagi serangan hama babi dan monyet, bibit tanaman yang belum lama ditanam dirusak oleh hama.

Di awal tahun ini kami mencoba proyek baru dengan membuat kebun hidroponik bermodal sumber daya dan dana seadanya. Mereka yang terlibat dalam proyek adalah anak-anak muda desa yang sudah cukup lama meninggalkan bangku kuliah serta kesibukannya berorganisasi. Kini mereka kembali ke kampung untuk melihat realita yang sesungguhnya.

Saya bertemu Rahmat di balkon sebuah kedai kopi. Baru tiga bulan lalu dia menyelesaikan studi Ekonomi Manajemen Fakultas Ekonomi Unismuh Buton di Baubau. Dia banyak cerita soal pengalamannya bekerja serabutan demi menyelesaikan kuliah. Lalu, di situ ada Wahid, dia lulus di Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo di Kendari. Dia cerita tentang pengalamannya pernah kerja sebagai penjaga tungku di salah satu perusahaan tambang di Sulawesi. Di situ ia menyaksikan orang-orang bekerja dengan resiko tinggi. Mereka tidak boleh melakukan sedikitpun kesalahan karena nyawa taruhannya, sementara upah kerjanya tidak seberapa. Hanya beberapa bulan Wahid bekerja sebagai penjaga tungku di perusahaan tambang. Ia memilih keluar dan pulang kampung dengan sedikit tabungan yang didapat selama bekerja. 

Saya melihat hampir setiap hari mereka menghabiskan waktu di warung kopi hanya untuk numpang wifi, main game, nimbrung bahas proyek, atau sekedar gabung dalam gosip politik. Seperti itulah hari-hari anak muda kita, kaum urban yang mencoba cari peruntungan di tengah kehidupan kota yang glamor. 

Sejak terlibat kerja dengan mereka dalam setahun ini, saya melihat potensi mereka. Rahmat punya kemampuan mapping wilayah-wilayah pertanian desa, mengadvokasi dan memfasilitasi kelompok masyarakat. Sementara Wahid, dia expert dalam mengolah hasil-hasil pertanian dan perkebunan menjadi produk lokal. Dia juga sedang mengembangkan alat destilasi mesin penyuling minyak nilam, dan saat ini kita sama-sama mengembangkan tanaman hidroponik. 

Kebun hidroponik ini sebetulnya hanya sampingan dan sebagai ruang praktik belajar, karena kami sedang membangun satu kebun pembibitan yang skalanya cukup besar untuk sebuah proyek restorasi. Untuk sementara baru 200an lubang tanam hidroponik, sebagai uji coba. Rencananya akan kami buat 1000 sampai 2000 lubang tanam, tentu dengan kesiapan budget dan ketersediaan ruang yang memadai. 


Wahid coba menggunakan sistem hidroponik NFT atau Nutrient Film Technique. Sistem ini menggunakan metode kemiringan untuk sirkulasi air. Dalam sistem ini, nutrisi dipompa dan dialirkan melewati akar tanaman secara terus menerus dengan kecepatan aliran 1-2 liter per menit. Ada beberapa metode dalam dunia hidroponik. Misalnya dengan sistem DFT, Aeroponik, dan beberapa teknik lain. Masing-masing metode punya kelebihan dalam sistem kerja hidroponik. Tetapi menurut Wahid, cara ini lebih recommended dan bagus untuk pemula, yang baru memulai merintis usaha di kebun hidroponik.

Baru beberapa hari ini bibit dipindah tanam, dari persemaian ke media tanam hidroponik. Ada beberapa jenis tanaman yang sedang kami uji cobakan, seperti Selada, Pakcoy, Kailan dan Seledri. Usia panen jenis sayuran seperti ini kira-kira 30-40 hari setelah tanam. Guys, kalau kalian ingin sayur gratis dan sehat, silahkan. Kami akan infokan kalau tanamannya sudah berhasil di panen :D






Tuesday, March 19, 2024

Panggil Saja Aku Pram

Hi, aku pendatang baru. Ini kali pertamaku melihat teriknya mentari dan pekatnya malam. Aku datang tepat adzan magrib, Rabu 22 Oktober 2023 lalu. Aku datang dengan teriakan yang kencang, bersamaan dengan adzan dikumandangkan.  


Semoga hari-hari dapat kujalani dengan baik, berbakti kepada orang tua dan rajin makan. Biar tak seperti bapak yang selalu kurus. 


Biar aku terlahir dari keluarga yang amat sederhana, tapi aku bahagia karena bapak dan mama adalah dua insan ciptaan Tuhan yang introvert dan tak suka dengan segala sesuatu yang berlebihan. 


Tenang saja dad and mom, aku sudah ada di sini. Mungkin hari-hari kita lalui bersama dengan berbagai ujian dan tantangan. Kita hanya perlu berusaha dan selalu berdoa, semoga aku selalu hadir di setiap panggilanmu hingga masa tua kelak nanti. 

Saturday, June 17, 2023

Padamkan Ego

 


Aku seorang yang buta karena ego

ucapanku kerap melukai dinding hatimu

aku memang manusia ego


Aku bertemu denganmu, di tengah gurun ego

di bawah mentari yang menyengat, 

aku benar-benar terbakar ego


Aku melihat oase, beningnya air di tengah gurun ego

aku butuh kau memadamkan egoku

aku telah dibudakan ego


Tuesday, June 13, 2023

Beristirahatlah


Istrahatlah bersama dinginnya malam ini

Karena esok, 

pagi menyambutmu dengan hangat


Istrahatlah bersama pekatnya malam ini

Karena esok, 

mentari pagi menerangi semesta agar senyum manismu tampak jelas


Istrahatlah bersama lelahmu 

Karena esok, 

selalu ada yang menantimu dengan penuh harapan 

agar kelak mereka menjadi pribadi yang baik dan berbakti


Hey, percayalah

senja memang pergi meninggalkan gelap

Tapi esok, 

mentari pagi hadir memberi pesonanya

Selalu ada cahaya di depan


Kau tahu? 

Ada seseorang yang menantimu di sana


Sunday, June 11, 2023

Dulu

 


Dulu aku sendiri

Hatiku tertutup, mati rasa

Beberapa coba datang mengetuk, tak ku bukakan pintu


Dulu kau sendiri

Hatimu sungguh rapat, tak ada celah

Orang-orang ramai hadir dengan kata manis


Sekian purnama berlalu

Cahaya bulan menerangi semesta

Di malam temaram, seseorang hadir membawa lentera

Ia hadir memandu jalan agar kelak jalan bersama


Dulu dan sekarang hampir tak berbeda

Orang selalu ramai bermanis kata

Tapi, tak sedikit juga yang menikam dengan kata


Dulu, hanyalah masa lalu yang menjadi sejarah

Esok, sejarah akan membuktikannya


Popular Posts